Elsa putriku yang saat ini menginjak usia 7 th, sering bertingkah polah lucu, ngeselin, tapi kadang unik ngga keduga koq sampai bisa segitunya?, aku sebagai orang tuanya kadang ikut kecipratan efek dari tingkahnya, dapat pengaduan dari guru, laporan tetangga atau cerita dari temannya, apa ini yang disebut karma yach..... padahal seingatku dulu waktu kecil aku ndak bandel-bandel amat, inyong kan wonge pendiam, baik ndak petakilan ( promosi.com), ada benernya juga istilah "buah jatuh tak jauh dari pohonnya"
Beberapa hal yang pernah dilakukanya antara lain:
- Saat acara belajar manasik haji di TK, kala itu diadakan di Pemda Kabupaten Tangerang, ketika mobil yang membawa rombongan TK tiba di area yang di tuju, saat yang lain berebut turun dari bis, tiba-tiba dia tergolek lemas tak bergerak dibangku mobil, dipanggil-panggil ngga nyahut, di goyang-goyang juga ngga bangun di tunggu agak lama, posisinya tetap tak berubah, karuan aja satu rombongan yang terdiri dari murid, guru dan orang tua menjadi gaduh dan panik, sampai ada yang nyeletuk, heran si Elsa orang dari tadi di perjalanan nyerocos, nyanyi-nyanyi ndak karuan lha koq sekarang malah diam, jangan...jangan si Elsa pingsan, yang lain nyahut ya inimah pingsan, tanpa di komando orang-orang pada sibuk, termasuk tentu saja ibunya yang sudah pasang muka panik bin cemas, sini...sini yang punya minyak wangi, balsem, minyak nyong-nyong, atau apa kek pokoknya yang bau-bau dech bu guru TK ikut sibuk menghampiri tubuh Elsa, nach ini dia, tatkala hidungya mau di olesin balsem, tiba-tiba dia berteriak, yea...a..ah elsa cuma pura-pura pingsan "berhasil..berhasil meniru kata-kata yang sering di ucapkan DORA, wah ini nich kalau bocah sudah keseringan nonton kartun, kadang semua yang dilihat cepet di tiru.
Karuan saja satu rombongan terbengong-bengong, duh ini bocah koq bisa-bisanya bikin skenario begitu, mau dimarahin gimana, namanya bocah, belum ngerti kali kalau tindakannya bisa bikin orang lain cemas.
- Lain hari, waktu pelajaran olah raga putriku juga bikin ulah, ketika guru olah raga memberikan instruksi pemanasan, " anak-anak putarkan kedua tangan kalian dari belakang kedepan" nach ya begitu satu..dua ..tiga...dst, anak-anak asyik mengikuti dari belakang, nach sekarang ganti gerakan untuk mengatur pernafasan, Pak guru pun memberikan instruksi lebih lanjut, " tarik nafas dari hidung, tahan nafas per...belum selesai Pak guru memberikan aba-aba tiba-tiba dengan cueknya si Elsa menimpali tahan nafas dua hari!!!ayo..siapa yang kuat dijamin ambruk, buang nafas jauh-jauh, mati donk!! si Elsa menambahkan, karuan saja murid-murid yang lain ketawa ngakak.
- NAIK POHON CERI
Kebiasaan yg sempet jadi kegemaran elsa yang lain adalah, entah mengapa dia demen banget ama yang namanya naik pohon ceri, mangkanya kalo tiba-tiba dia menghilang dari rumah sudah bisa dipastikan dia pasti lagi keasyikan nongkrong di pohon ceri, yang emang kebetulan bertebaran sepanjang jalan komplek perumahan.
Tapi nampaknya ini hari dia ketiban sial, saat dia naik ke pohon ceri yang lebih tinggi, naiknya sich bisa bahkan bisa dibilang cekatan, giliran mau turun dia bingung ga nyadar kali pohon yang dia naiki tingginya sudah lebih dari 3 meter, mau turun gemetaran mau kakinya dulu apa palanya dulu, mana waktu kejadian keadaan lagi sepi, sekitar jam 2 an, he.he sepi donk wayahnya orang pada bobo manis, ditunggu 5 menit, 10 menit hingga setengah jam kaga ada orang yang lewat, kalaupun ada pada nyuekin kali soalnya ini bocah udah sering dinasehatin" de kamu ini cewek nda pantes naik-naik pohon lagian apa ga takut jatuh"
Saking lamanya diatas pohon mentalnya lama-lama down juga, akhirnya dia teriak-teriak tolong...tolong adakah orang disana? tolongin elsa dong, elsa ga bisa turun, nach kebetulan tuch ada Pak Anjas ( nama samaran ), masih tetangga juga orangnya gempal, melihat ada anak kecil yang menangis dan lagi nangkring di dahan pohon, dengan sigap dia pun segera berusaha naik ke pohon, padahal dengan badan gempalnya jelas jadi kendala buat Dia untuk bisa memanjat pohon, dengan susah payah akhirnya sampai juga Dia ke dahan tempat si Elsa bercokol" sayang masalah tidak berhenti sampai disini saat Pak Anjas mau turun, nampaknya dia juga ngga bisa turun, walah..walah jadilah dua manusia terjebak di ketinggian pohon, maksudnya mau nolong malah mesti ikut di tolong, hari makin sore orang-orang sudah banyak yang keluar rumah, akhirnya dengan bantuan tetangga yang lain keduanyapun bisa dievakuasi dengan selamat, yang jelas setelah kejadian itu Pak Anjas langsung berkomentar sama saya sebagai bapaknya " wah Anakmu itu berani bener yach padahal cewek, berhasil bikin jantung saya empot-empotan" dengan malu-malu kucing ku jawab omongannya " Aduh maaf nich Pak Anjas udah ngrepotin"
- TERJUN DARI BONCENGAN SEPEDA
Minggu pagi, satu waktu faforit untuk relaxsasi, mencairkan ketegangan urat-urat di pikiran setelah sepekan bekerja, waktu dimana kita mesti bisa lebih leluasa berkumpul dan mencurahkan waktu dan kasih sayang dalam keluarga, salah satunya adalah dengan mengajak bermain bersama anak, persis seperti apa yang kulakukan minggu pagi ini, bersepeda ria berboncengan dengan Elsa putriku, disela-sela waktu sambil mengayuh biasanya aku sisipkan nasihat-nasihat, cerita motivasi, buat bekal dan pembentukan karakter yang baik pada anak, tentu dengan penyampaian yang dibumbui canda, karena saya yakin melalui interaksi semacam ini pesan yang disampaikan orang tua akan lebih diserap, keceriaan anak adalah bagian dari kebahagiaan orang tua, pagi ini dengan begitu antusias, Elsa mengiyakan ajakan Bapaknya untuk bersepeda di komplek perumahan, maklum kalau mau rekreasi ke tempat yang jauh agak ribet, soal akomodasi, transportasi, tenaga dan yang terutama soal fulus yang cekak daripada dipaksakan khan malah jadi ga happy.
Sambil nyanyi-nyanyi di boncengan belakang, " Libur tlah tiba, libur tlah tiba hatiku gembira, simpanlah tas dan bukumu, hilangkan keluh kesahmu dst.....", saking gembiranya ditengah perjalanan Elsa spontan berdiri diatas boncengan, kontan saja sepeda jalannya jadi agak nggak stabil, apalagi sambil berdiri, dia bernyanyi sambil menggoyangkan badan, setiap sepeda oleng, leher bapaknya yang jadi pegangan membuat Bapaknya yang dari tadi bilangin hati-hati, dan tetap mengajak ngobrol suaranya ikut tersengal.
Sa...asyik juga yach bersepeda pagi, hm.m hawanya sejuk, lihat banyak orang yang jalan pagi, semua terlihat ceria dan antusias, Elsa bahagia nggak hidup sama Bapak dan ibu selama ini?
dengan polos dia menjawab, tentu dong, emang apa sich yang paling membuat Elsa bahagia?, jawabnya lagi, soalnya Ibu sama Bapak selalu terlihat rukun, kalo Elsa bobo suka ditemenin didengerin cerita sama Bapak, tapi khan rumah kita kecil ngga kayak rumah itu tuch, gede tingkat dua, didepannya ada mobilnya pula? pokoknya Elsa tetap bahagia dengan apa yang ada yang penting Bapak sama Ibu sayang sama Elsa, sudah cukup, nach sekarang Bapak mau tanya gimana kalau Elsa tinggal saja dirumah yang mewah, ada kolam renangnya kalau sekolah diantar pakai mobil lalu dapat pengganti orang tua yang juga sayang sama Elsa, kira-kira Elsa mau nggak?dengan kesal dia menjawab, pokoknya nggak mau, maunya tinggalnya sama Ibu dan Bapak titik!!!, emang kenapa? ketika ditanya emang kenapa, agak lama nggak ada jawaban, sambil mengayuh dan melihat kedepan, aku ulangi pertanyaan yang sama. " emang kenapa sa? khan nanti asyik hidupnya enak kayak cerita-cerita sinetron yang mayoritas menyuguhkan kehidupan mewah. tak tunggu, tunggu koq ga ada jawaban, hingga aku dikagetkan suara orang lain dari belakang, " Pak anaknya jatuh, tuch " berbarengan dengan itu lamat-lamat aku dengar suara anak kecil dari arah yang sama, "Bapak Elsa jatuh, adu..u.uuh", Ya Alloh ya Robbi saking asyiknya ngontel dicampur ngobrol sampai-sampai anak jatuh dari boncengan pun nggak berasa
Krit..t sepeda pun aku rem, saat menoleh kebelakang, terlihat Elsa dengan posisi tertelungkup wajahnya meringis menahan sakit, ola..la..la Elsa..elsa sudah dibilangin hati-hati soalnya dari tadi elsa bonceng nya sambil berdiri, ya sudah coba Bapak lihat ada yang luka nggak, sambil mengusap kepalanya aach cuma lecet sedikit nggak jadi soal, yo kita lanjutkan perjalanannya dengan semangat yang masih belum padam diapun menyahut, OK.
Kasih sayang orang tua tak bertepi, semoga anak-anaku kelak tetap memegang komitmen ini, mampu menjunjung harkat martabat Orang tua, bersedia mendampingi hingga kami renta, tak berdaya bahkan sampai saat tutup usia ........ semoga.
Sebandel apapun seorang anak, kasih sayang orang tua takkan pernah lekang .................
Artikel gambaran kasih sayang ORTU MENGGENDONG ANAKNYA YG LUMPUH KE SEKOLAH
Artikel gambaran kasih sayang ORTU MENGGENDONG ANAKNYA YG LUMPUH KE SEKOLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar