Oleh : tri wahyudi.
Ada satu pemandangan yang menurutku, aneh dan ironis, di tengah-tengah daerah yang terbiasa disebut sebagai salah satu kota penyangga Ibu kota, yach di sebuah persimpangan jalan yang sudah ribuan kali aku lewati, teronggok lampu merah dengan menampakan wajah sedih dan lusuhnya, menandakan usianya yang tak lagi muda, sebagian kulit pembalut tulangnya sudah banyak yang terkelupas, terdorong rasa penasaran akupun pun menyempatkan turun dari motor, berhenti meraba dan mendekatinya, ketika didekati seakan-akan sang lampu merah memberikan isyarat kegirangan menyambut kedatanganku, seolah ingin mengungkapkan sebuah letupan perasaan kecewa yang selama ini ia pendam, ia pun bergumam lirih,