KENANGAN DI PULAU ONRUST
Karya : Tri Wahyudi 140610.
Hem..m sebetulnya sudah seminggu ini tanganku terasa gatal ingin menumpahkan secuil perjalanan hidupku kedalam sebuah cerita sederhana, tak peduli apa pendapat orang dalam menyikapi masa lalu karena ada segelintir orang yang berpendapat “ bah!! apalah artinya cerita masa lalu yang penting khan hidup kekinian dan langkah kita kedepan, cape rasanya kalau kepala kita diajak kembali menengok ke belakang”
Maaf kalau aku punya pendapat yang berbeda dalam meyikapi masa lalu, justru bagiku masa lalu adalah pengalaman yang berharga, dan buat orang yang pandai menggali hikmah didalamnya tentu banyak hal yang bisa kita ambil pelajarannya.
Perjalanan ke pulau Onrust ( berasal dari bahasa belanda berarti : pulau tanpa istirahat ) atau lazim kami menyebutnya sebagai pulau reruntuhan sejarah, menjadi terasa lebih spesial mengisi episode hidupku, yach tahun 2000 silam sebuah keputusan berani telah aku ambil yakni aku memutuskan untuk berhenti bekerja diperusahaan yang telah aku ikuti dari tahun 1994 lalu, kala itu aku bekerja di kantor pusat sebuah perusahaan kimia yang berada di bilangan Roxy Mas Jakarta pusat, alasan untuk berhenti bekerja tentu bukan tanpa pertimbangan, keputusan yang berat ini aku ambil karena aku merasakan, untuk sekedar meniti karier disini rasanya sudah buntu, kemauan belajarku yang menggebu tak diadopsi atasanku, bahkan hanya untuk memegang tuts komputer saja aku tak diberikan peluang, sungguh ini bertentangan dengan jiwaku, aku harus lepas dari kondisi ini!, saat perpisahan tiba akupun bersalaman dan berpamitan dengan rekan kerjaku, setelah itu akupun pulang menuju mesh, saat termenung memikirkan keputusan yang baru saja aku lakukan, aku dikagetkan dengan kehadiran enam teman kerjaku dan yang lebih membuat aku terkejut rupanya mereka berencana menculikku untuk diajak jalan-jalan kesebuah pulau yang sok pasti aku suka katanya, mereka ingin perpisahan ini lebih berkesan.
Minggu pagi, kami bertujuh sudah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan perjalanan menyebrangi lautan, termasuk keperluan akomodasi dan perbekalan makanan, berangkatlah kami dari basecamp di grogol, menggunakan angkutan menuju muara angke, setiba di muara angke perjalanan dilanjutkan dengan menyewa perahu, riak air laut dengan mudah kami jangkau menggunakan tangan, burung-burung beterbangan seakan ikut mengiringi perjalanan kami, tak ketinggalan aktifitas nelayan tradisional yang sedang menyebarkan jaring menjadi pemandangan yang menarik, perangkap-perangkap ikan yang dibuat sedemikian rupa bertebaran ditengah laut, makin jauh ketengah, daratan jakarta semakin tidak terlihat, gulungan ombak sedikit besar mulai menghadang kami, sang nahkoda kapal dan awaknya dengan tangkas melajukan perahu agar tidak melawan arah ombak, di kejauhan lamat-lamat terlihat gugusan pulau-pulau kecil bertebaran dengan masing-masing keunikan bentuknya, inilah yang disebut banyak orang sebagai kepulauan seribu, rupanya jakarta dan banten di kelilingi pulau-pulau kecil yang indah, yang kesemuanya menawarkan karakteristik yang berbeda untuk masing-masing pulaunya.
Nampaknya pulau onrust yang kami tuju semakin dekat, dari jauh pulau ini sudah menggambarkan keunikan, kombinasi hijaunya dedaunan, pasir putih dan bangunan yang sudah tidak utuh bahkan terkesan angker seakan melambai dan mengajak kami untuk segera singgah, akhirnya perahu merapat ke dermaga, kami disambut beberapa orang pengurus pulau, dan mengarahkan kami untuk beristirahat sejenak di tempat peristirahatan atau warung, lumayan juga perjalanan yang kami tempuh dari muara angke sekitar satu setengah jam, hidangan kopi panas dan cemilan ala warung kami nikmati dengan santai, setelah dirasa cukup kamipun melanjutkan perjalanan kekedalaman pulau, sang pemandu mengarahkan kami ke sebuah bangunan tua bekas belanda yang masih nampak utuh, konon bangunan ini bekas ruangan dokter jaman kolonial yang sekarang dialih fungsikan sebagai musium, sang pemandu mulai menceritakan banyak hal, khususnya tentang sejarah pulau onrust dari penjelasan sang pemandu kami jadi tahu alasan kenapa pulau ini disebut sebagai pulau tanpa istirahat, dahulu sebelum VOC masuk pada tahun 1610, pulau ini adalah pulau sengketa antara Jayakarta dan banten, karena VOC terus berkembang didaerah kekuasaan Jayakarta, VOC meminta pulau ini untuk dijadikan galangan kapal kepada Jayakarta, hal ini dipenuhi dalam sebuah perjanjian yang dilakukan L.Hemit dan Pangeran dari kerajaan jayakarta, tahun 1613 pembangunan galangan kapal mulai dikerjakan, tahun 1656 dibangun sebuah benteng belah ketupat, diubah menjadi segilima yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan benteng beekhuis pada tahun 1671, melihat posisinya pulau onrust memang sangat strategis untuk dijadikan benteng sebagai pelindung agar kapal-kapal asing bisa dihadang sebelum bisa menyentuh kekuasaan VOC di batavia / Jayakarta.
Pada tahun 1674 dan 1691 dibangun kincir angin yang merupakan ciri khas negeri belanda, kincir ini dipergunakan untuk keperluan menggergaji kayu, tahun 1772 dibangun juga sebuah gereja, perjalanan pulau ini terhenti sejenak ketika ada serangan inggris yang dipimpin oleh HL Ball pada tahun 1795, dan telah menhancurkan sebagian benteng.
Pada tahun 1803 geliat pulau ini kembali terlihat, akan tetapi kembali dihancurkan oleh inggris pada tahun 1806, dibawah pimpinan admiral Edward Pellow, pulau ini sepenuhnya dikuasai oleh inggris, kemudian ditinggalkan pada tahun 1816, dua belas tahun lamanya Onrust tiada bersua akhirnya kembali terdengar setelah GA baron van Der Capellen membangun kembali pulau ini, semakin rame pulau ini ketika dibangun dok terapung yang dibangun tahun 1856, tapi sungguh tragis tahun 1883 terjadi letusan krakatau yang sangat dahsyat, sehingga menghancurkan pulau ini untuk yang ketiga kalinya bahkan membuat seluruh penghuni dipulau ini lenyap hingga awal abad 20.
Tahun 1905,denyut kehidupan pulau ini tampak setelah berdirinya stasiun cuaca pada tahun 1911, pulau ini semakin ramai dengan berdirinya sanatorium TBC dan dijadikan karantina haji.
Pulau ini juga sebagai saksi cerita sedih karena pulau ini juga dijadikan tempat tawanan pemberontak / pejuang indonesia yang mencoba melawan kekuatan kolonial, peristiwa tawanan yang terkenal adalah peristiwa perahu “ tujuh propinsi” yang terjadi tahun 1933, tawanan antek hitler yang ditahan sekutu pada tahun 1940, bahkan sebagai tempat eksekusi Sekarmaji Marijan Krtosuwiryo pimpinan DI/TII pada masa kemerdekaan, pulau ini juga menjadi penampungan penderita lepra pada tahun 1960-an pulau ini menjadi penampungan gelandangan dan pengemis.
Sekarang pulau ini tinggal menyisakan dua warung, reruntuhan benteng, makam belanda, sebuah musium, puing-puing rumah sakit walau demikian masih terlihat penataan taman ciri khas belanda, pulau ini semakin lama semakin sempit tergerus abrasi dulu luasnya bisa mencapai 12 Hektar sekarang paling tinggal 7 hektar saja.
Setelah puas mendengarkan cerita dari pemandu wisata, tibalah acara santai, kami duduk-duduk di pantai berpasir putih, kerang-kerang kecil yang rata-rata didominasi warna putih jadi penghias suasana, sambil ngobrol santai dan makan cemilan, diisi pula acara kesan dan pesan tentang perpisahan aku dan mereka, bermain bola dan asyik bergulingan dipasir, bahkan aku sempat di foto dengan pose diangkat beramai-ramai oleh keenam temanku, hari semakin sore saat yang paling kami nantikan tiba yakni saat matahari mulai tergelincir diufuk barat, wah pemandangan yang menakjubkan, apalagi tak jauh dari pulau onrust ada tiga pulau lain yang jaraknya berdekatan yakni, pulau cipir, pulau bidadari dan pulau kelor, ketiga pulau itu nampak terlihat anggun diseberang sana, gelombang kecil nampak akrab menyentuh kaki kami, kesegaran air laut dengan riang kami rasakan, pemandangan bawah laut dengan kerang-kerang dan tumbuhan laut terlihat jelas dari permukaan, perjalanan mengelilingi pulau ini memang mengasyikan bisa membawa pikiran kami menerawang ke cerita sejarah masa lampau dan berdecak kagum, cerita keindahan pulau seribu memang bukan isapan jempol semata, suasana angker juga ada disini apalagi tatkala kami memasuki area pemakaman belanda, pandangan kami tertuju pada satu nisan besar Bertuliskan Maria sebuah tuliskan terpahat indah diatasnya kata-kata indah berbahasa belanda yang mempunyai makna tentang kemurnian dan keabadian cinta seorang gubernur jendral belanda pada Maria, karena dianggap sebagai tempat yang cukup angker, pulau onrust ini juga sempat dijadikan syuting uji nyali di sebuah stasiun televisi.
Setelah cukup lelah berkeliling dan berfoto ria, kamipun pulang dengan perasaan senang kembali kedaratan Jakarta.
Onrust perjalanan ini sungguh meninggalkan kesan mendalam buatku, aku tidak akan larut sedih dengan keputusanku untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku, aku yakin selama kita jujur dan bisa berteman dengan siapa saja. Disertai doa, tekad dan belajar kesempatan untuk mendapatkan kerja kembali pasti ada, terimakasihku sampaikan pada keenam kawanku; Deky, Basuki,yanto, Asnu, Erwin, Wawan kalian telah memberikan modal kekuatan padaku.
10 tahun peristiwa itu berlalu kini, sejak 2001 aku sudah kembali bekerja diperusahaan kimia yang cukup maju hingga sekarang dan hidup cukup bahagia bersama keluargaku.
Bahkan selain ke pulau Orust, aku juga sempat mengunjungi pulau-pulau lain dikepulauan seribu diantaranya pulau untung jawa dan pulau bidadari.
bahkan pulau untung jawa tak kurang dari tiga kali telah aku kunjungi, selain memang tempatnya relatif dekat, dari tempat kami ditangerang cukup menyeberang dari pantai tanjung pasir.
Malam-malam dipulau untung jawa, juga cukup mengasyikan, suasana malam masih bisa dinikmati dengan leluasa, karena warung-warung penjaja makanan ada yang buka 24 jam, suatu malam kebetulan aku lagi agak suntuk, kebetulan sang penjaja warung adalah seorang perempuan muda, dari wajah yah lumayanlah, niat iseng muncul dibenakku wah malam-malam gini kalau ditemani cewek asyik juga kali, tanpa basa-basi, akupun pesan minuman dan cemilan ala kadarnya, satu kata dua kata meluncur lancar dari mulutku, kebetulan perempuan yang kuajak bicara juga begitu nyambung dan ngerti, jadilah tak terasa mungkin lebih dari dua jam kami asyik bercengkrama.. wah.wah inilah sisilain yang bisa kita nikmati dipulau ini.
adalagi satu kejadian seru, saat kami menyebrangi pulau untung jawa, saat gelombang cukup tinggi, tiba-tiba perahu yang kami tumpangi mesinnya mogok, tentu saja rasa panik sempat ada diantara kami, terombang-ambing ditengah laut, tanpa banyak yang bisa kami lakukan, jadilah sekitar setengah jam kami harus menunggu kapal lain yang searah dengan kami, ketika kapal lain tiba, kami meminta pertolongan untuk bisa ditarik sampai bisa mendarat ke pulau untung jawa, he..he..he pulau untung jawa memang membawa keberuntungan .....
Makanya buat sobat-sobat yang hoby jalan-jalan, khususnya yang suka wisata bahari tak ada salahnya menjelajahi kepulauan seribu, dijamin mengasyikan.
Maaf kalau aku punya pendapat yang berbeda dalam meyikapi masa lalu, justru bagiku masa lalu adalah pengalaman yang berharga, dan buat orang yang pandai menggali hikmah didalamnya tentu banyak hal yang bisa kita ambil pelajarannya.
Perjalanan ke pulau Onrust ( berasal dari bahasa belanda berarti : pulau tanpa istirahat ) atau lazim kami menyebutnya sebagai pulau reruntuhan sejarah, menjadi terasa lebih spesial mengisi episode hidupku, yach tahun 2000 silam sebuah keputusan berani telah aku ambil yakni aku memutuskan untuk berhenti bekerja diperusahaan yang telah aku ikuti dari tahun 1994 lalu, kala itu aku bekerja di kantor pusat sebuah perusahaan kimia yang berada di bilangan Roxy Mas Jakarta pusat, alasan untuk berhenti bekerja tentu bukan tanpa pertimbangan, keputusan yang berat ini aku ambil karena aku merasakan, untuk sekedar meniti karier disini rasanya sudah buntu, kemauan belajarku yang menggebu tak diadopsi atasanku, bahkan hanya untuk memegang tuts komputer saja aku tak diberikan peluang, sungguh ini bertentangan dengan jiwaku, aku harus lepas dari kondisi ini!, saat perpisahan tiba akupun bersalaman dan berpamitan dengan rekan kerjaku, setelah itu akupun pulang menuju mesh, saat termenung memikirkan keputusan yang baru saja aku lakukan, aku dikagetkan dengan kehadiran enam teman kerjaku dan yang lebih membuat aku terkejut rupanya mereka berencana menculikku untuk diajak jalan-jalan kesebuah pulau yang sok pasti aku suka katanya, mereka ingin perpisahan ini lebih berkesan.
Minggu pagi, kami bertujuh sudah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan perjalanan menyebrangi lautan, termasuk keperluan akomodasi dan perbekalan makanan, berangkatlah kami dari basecamp di grogol, menggunakan angkutan menuju muara angke, setiba di muara angke perjalanan dilanjutkan dengan menyewa perahu, riak air laut dengan mudah kami jangkau menggunakan tangan, burung-burung beterbangan seakan ikut mengiringi perjalanan kami, tak ketinggalan aktifitas nelayan tradisional yang sedang menyebarkan jaring menjadi pemandangan yang menarik, perangkap-perangkap ikan yang dibuat sedemikian rupa bertebaran ditengah laut, makin jauh ketengah, daratan jakarta semakin tidak terlihat, gulungan ombak sedikit besar mulai menghadang kami, sang nahkoda kapal dan awaknya dengan tangkas melajukan perahu agar tidak melawan arah ombak, di kejauhan lamat-lamat terlihat gugusan pulau-pulau kecil bertebaran dengan masing-masing keunikan bentuknya, inilah yang disebut banyak orang sebagai kepulauan seribu, rupanya jakarta dan banten di kelilingi pulau-pulau kecil yang indah, yang kesemuanya menawarkan karakteristik yang berbeda untuk masing-masing pulaunya.
Nampaknya pulau onrust yang kami tuju semakin dekat, dari jauh pulau ini sudah menggambarkan keunikan, kombinasi hijaunya dedaunan, pasir putih dan bangunan yang sudah tidak utuh bahkan terkesan angker seakan melambai dan mengajak kami untuk segera singgah, akhirnya perahu merapat ke dermaga, kami disambut beberapa orang pengurus pulau, dan mengarahkan kami untuk beristirahat sejenak di tempat peristirahatan atau warung, lumayan juga perjalanan yang kami tempuh dari muara angke sekitar satu setengah jam, hidangan kopi panas dan cemilan ala warung kami nikmati dengan santai, setelah dirasa cukup kamipun melanjutkan perjalanan kekedalaman pulau, sang pemandu mengarahkan kami ke sebuah bangunan tua bekas belanda yang masih nampak utuh, konon bangunan ini bekas ruangan dokter jaman kolonial yang sekarang dialih fungsikan sebagai musium, sang pemandu mulai menceritakan banyak hal, khususnya tentang sejarah pulau onrust dari penjelasan sang pemandu kami jadi tahu alasan kenapa pulau ini disebut sebagai pulau tanpa istirahat, dahulu sebelum VOC masuk pada tahun 1610, pulau ini adalah pulau sengketa antara Jayakarta dan banten, karena VOC terus berkembang didaerah kekuasaan Jayakarta, VOC meminta pulau ini untuk dijadikan galangan kapal kepada Jayakarta, hal ini dipenuhi dalam sebuah perjanjian yang dilakukan L.Hemit dan Pangeran dari kerajaan jayakarta, tahun 1613 pembangunan galangan kapal mulai dikerjakan, tahun 1656 dibangun sebuah benteng belah ketupat, diubah menjadi segilima yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan benteng beekhuis pada tahun 1671, melihat posisinya pulau onrust memang sangat strategis untuk dijadikan benteng sebagai pelindung agar kapal-kapal asing bisa dihadang sebelum bisa menyentuh kekuasaan VOC di batavia / Jayakarta.
Pada tahun 1674 dan 1691 dibangun kincir angin yang merupakan ciri khas negeri belanda, kincir ini dipergunakan untuk keperluan menggergaji kayu, tahun 1772 dibangun juga sebuah gereja, perjalanan pulau ini terhenti sejenak ketika ada serangan inggris yang dipimpin oleh HL Ball pada tahun 1795, dan telah menhancurkan sebagian benteng.
Pada tahun 1803 geliat pulau ini kembali terlihat, akan tetapi kembali dihancurkan oleh inggris pada tahun 1806, dibawah pimpinan admiral Edward Pellow, pulau ini sepenuhnya dikuasai oleh inggris, kemudian ditinggalkan pada tahun 1816, dua belas tahun lamanya Onrust tiada bersua akhirnya kembali terdengar setelah GA baron van Der Capellen membangun kembali pulau ini, semakin rame pulau ini ketika dibangun dok terapung yang dibangun tahun 1856, tapi sungguh tragis tahun 1883 terjadi letusan krakatau yang sangat dahsyat, sehingga menghancurkan pulau ini untuk yang ketiga kalinya bahkan membuat seluruh penghuni dipulau ini lenyap hingga awal abad 20.
Tahun 1905,denyut kehidupan pulau ini tampak setelah berdirinya stasiun cuaca pada tahun 1911, pulau ini semakin ramai dengan berdirinya sanatorium TBC dan dijadikan karantina haji.
Pulau ini juga sebagai saksi cerita sedih karena pulau ini juga dijadikan tempat tawanan pemberontak / pejuang indonesia yang mencoba melawan kekuatan kolonial, peristiwa tawanan yang terkenal adalah peristiwa perahu “ tujuh propinsi” yang terjadi tahun 1933, tawanan antek hitler yang ditahan sekutu pada tahun 1940, bahkan sebagai tempat eksekusi Sekarmaji Marijan Krtosuwiryo pimpinan DI/TII pada masa kemerdekaan, pulau ini juga menjadi penampungan penderita lepra pada tahun 1960-an pulau ini menjadi penampungan gelandangan dan pengemis.
Sekarang pulau ini tinggal menyisakan dua warung, reruntuhan benteng, makam belanda, sebuah musium, puing-puing rumah sakit walau demikian masih terlihat penataan taman ciri khas belanda, pulau ini semakin lama semakin sempit tergerus abrasi dulu luasnya bisa mencapai 12 Hektar sekarang paling tinggal 7 hektar saja.
Setelah puas mendengarkan cerita dari pemandu wisata, tibalah acara santai, kami duduk-duduk di pantai berpasir putih, kerang-kerang kecil yang rata-rata didominasi warna putih jadi penghias suasana, sambil ngobrol santai dan makan cemilan, diisi pula acara kesan dan pesan tentang perpisahan aku dan mereka, bermain bola dan asyik bergulingan dipasir, bahkan aku sempat di foto dengan pose diangkat beramai-ramai oleh keenam temanku, hari semakin sore saat yang paling kami nantikan tiba yakni saat matahari mulai tergelincir diufuk barat, wah pemandangan yang menakjubkan, apalagi tak jauh dari pulau onrust ada tiga pulau lain yang jaraknya berdekatan yakni, pulau cipir, pulau bidadari dan pulau kelor, ketiga pulau itu nampak terlihat anggun diseberang sana, gelombang kecil nampak akrab menyentuh kaki kami, kesegaran air laut dengan riang kami rasakan, pemandangan bawah laut dengan kerang-kerang dan tumbuhan laut terlihat jelas dari permukaan, perjalanan mengelilingi pulau ini memang mengasyikan bisa membawa pikiran kami menerawang ke cerita sejarah masa lampau dan berdecak kagum, cerita keindahan pulau seribu memang bukan isapan jempol semata, suasana angker juga ada disini apalagi tatkala kami memasuki area pemakaman belanda, pandangan kami tertuju pada satu nisan besar Bertuliskan Maria sebuah tuliskan terpahat indah diatasnya kata-kata indah berbahasa belanda yang mempunyai makna tentang kemurnian dan keabadian cinta seorang gubernur jendral belanda pada Maria, karena dianggap sebagai tempat yang cukup angker, pulau onrust ini juga sempat dijadikan syuting uji nyali di sebuah stasiun televisi.
Setelah cukup lelah berkeliling dan berfoto ria, kamipun pulang dengan perasaan senang kembali kedaratan Jakarta.
Onrust perjalanan ini sungguh meninggalkan kesan mendalam buatku, aku tidak akan larut sedih dengan keputusanku untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku, aku yakin selama kita jujur dan bisa berteman dengan siapa saja. Disertai doa, tekad dan belajar kesempatan untuk mendapatkan kerja kembali pasti ada, terimakasihku sampaikan pada keenam kawanku; Deky, Basuki,yanto, Asnu, Erwin, Wawan kalian telah memberikan modal kekuatan padaku.
10 tahun peristiwa itu berlalu kini, sejak 2001 aku sudah kembali bekerja diperusahaan kimia yang cukup maju hingga sekarang dan hidup cukup bahagia bersama keluargaku.
Bahkan selain ke pulau Orust, aku juga sempat mengunjungi pulau-pulau lain dikepulauan seribu diantaranya pulau untung jawa dan pulau bidadari.
bahkan pulau untung jawa tak kurang dari tiga kali telah aku kunjungi, selain memang tempatnya relatif dekat, dari tempat kami ditangerang cukup menyeberang dari pantai tanjung pasir.
Malam-malam dipulau untung jawa, juga cukup mengasyikan, suasana malam masih bisa dinikmati dengan leluasa, karena warung-warung penjaja makanan ada yang buka 24 jam, suatu malam kebetulan aku lagi agak suntuk, kebetulan sang penjaja warung adalah seorang perempuan muda, dari wajah yah lumayanlah, niat iseng muncul dibenakku wah malam-malam gini kalau ditemani cewek asyik juga kali, tanpa basa-basi, akupun pesan minuman dan cemilan ala kadarnya, satu kata dua kata meluncur lancar dari mulutku, kebetulan perempuan yang kuajak bicara juga begitu nyambung dan ngerti, jadilah tak terasa mungkin lebih dari dua jam kami asyik bercengkrama.. wah.wah inilah sisilain yang bisa kita nikmati dipulau ini.
adalagi satu kejadian seru, saat kami menyebrangi pulau untung jawa, saat gelombang cukup tinggi, tiba-tiba perahu yang kami tumpangi mesinnya mogok, tentu saja rasa panik sempat ada diantara kami, terombang-ambing ditengah laut, tanpa banyak yang bisa kami lakukan, jadilah sekitar setengah jam kami harus menunggu kapal lain yang searah dengan kami, ketika kapal lain tiba, kami meminta pertolongan untuk bisa ditarik sampai bisa mendarat ke pulau untung jawa, he..he..he pulau untung jawa memang membawa keberuntungan .....
Makanya buat sobat-sobat yang hoby jalan-jalan, khususnya yang suka wisata bahari tak ada salahnya menjelajahi kepulauan seribu, dijamin mengasyikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar