Karangan : Antony Dio Martin
" Jangan hanya kelola waktu tetapi kelola energi Anda"
Salah kaprah : banyak orang yang terobsesi dengan waktu sebagai tolak ukur produkstifitas seolah-olah orang yang sudah menghabiskan banyak waktu dengan sendirinya dinilai sebagai orang yang produktif, padahal yang sebenarnya fundamental adalah mengelola energi untuk bekerja.
Dalam memanage energi, prinsipnya bukan berapa banyak waktu yang dihabiskan, namun berapa banyak energi yang di curahkan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, jadi seorang yang bekerja dua jam saja, tetapi dengan energi 100% itu bisa sama efektifnya dengan mereka yang bekerja empat jam, tetapi hanya mempunyai energi 50%, artinya lamanya waktu bekerja tidak selalu berbanding lurus dengan produktifitas kerja.
Tiga tip penting untuk mengelola energi :
Pertama : Menghindari banyaknya kebocoran emosi.
Kebocoran emosi terjadi bila hati kita tinggal separuh saat mengerjakan tugas, bekerja dengan setengah hati, akhirnya tidak bisa fokus bekerja, pekerjaan yang dikerjakan dengan semangat setengah-setengah juga akan menghasilkan buah yang setengah-setengah juga.
Kedua : Kemampuan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.
Sifat menunda-nunda pekerjaan (procrastination), merupakan kebiasaan yang bisa menghabiskan banyak energi kita, semakin ditunda justru pekerjaan tersebut semakin susah diselesaikan, pekerjaan lain menyusul akhirnya menumpuk, bahkan bisa jadi orang yang selalu menunda pekerjaan, justru akhirnya tidak mengerjakan apa-apa.
Brian tracy dalam bukunya Eat the frog menyarankan justru pekerjaan yang paling sulit (diibaratkan seperti katak paling besar dan jelek) yang harus ditangani dulu sehingga pekerjaan yang sulit menjadi lebih mudah diselesaikan, dituntut untuk mampu membuat prioritas kerja.
Ketiga : Tidak menunggu waktu yang tepat untuk memulai.
Mempersiapkan pekerjaan koq nunggu mood datang, padahal datangnya mood tidak bisa ditebak, tidak ada waktu yang tepat selain memaksa untuk memulainya, mulailah dengan santai, membuat standar rendah dulu, membuat draft karena biasanya setelah memulai berikutnya akan mengalir saja. seperti orang yang mendorong mobil pada awalnya pasti ada rasa berat, atau malas tapi setelah roda terdorong berputar, makin lama semakin terasa enteng.
IQ (Intelegence Quotient) membuat Anda diterima, EQ(Emotional Intelegence) membuat Anda dipromosikan.
Kecerdasan akademik hanya membawa kita melewati gerbang perusahaan, namun EQ-lah yang membawa kita ke jenjang yang lebih tinggi.
Daniel Goleman empat dimensi dalam EQ :
Kesadaran diri (self awarenes)
Kecakapan sosial (social skill)
Kesadaran sosial (social awarenes)
Manajemen diri (self management)
Bangun emosi proaktif untuk personal succes
Hati-hatilah dengan emosi, kelolalah ia dengan baik jika tidak bisa berakhir penyesalan.
"Orang mampu mengendalikan dirinya sendiri dan bukan dikendalikan oleh lingkungannya"
Pola emosi proaktif :
Situasi--->Perasaan--->Kesadaran--->Perasaan baru--->Tindakan baru.
Sebaliknya pola emosi negatif :
Reaksi -----> Aksi
Banyak contoh yang menggambarkan betapa orang begitu mudah tersulut emosinya, tatkala ia mendapatkan respon yang menurutnya kurang pas, seperti banyaknya peristiwa tawuran, amuk massa, seorang guru yang menghukum muridnya dengan cara kurang mendidik dsb.
Menjadi Eksekutif ber-EQ tinggi
Landasan EQ:
Komunikasi intrapersonal (mampu merefleksikan diri, mampu belajar dari pengalaman, mawas diri)
Komunikasi interpersonal (mampu mengelola relasi, bekerja sama, bisa mengembangkan individu lain)
" Kesuksesan adalah milik orang yang tidak lelah mencoba dan berusaha"
Belajarlah dari Donald Trump, sebagai seorang kampiun dalam dunia bisnis, ia tidak lepas dari pengalaman gagal, pernah bangkrut dan dililit hutang sebesar US$2 Miliar di tahun 1990-an, padahal saat itu Trump sudah jadi selebritis dalam panggung bisnis dunia, bisa dibayangkan betapa dahsyat efek psikologis dari kebangkrutan itu, tapi ia tetap tegar dan mencari terobosan lain untuk menyelamatkan bisnisnya, ia mengoptimalkan kemampuan refleksinya, duduk tenang dan mencoba mawas diri dan tak mau hanyut dalam nestapa dan pergunjingan orang, dengan jiwa besar, raksasa bisnis ini kembali bangkit dan mengantarkan ia menjadi salah satu orang terkaya didunia.
Begitu juga pengalaman Aburizal Bakrie, ia pernah di vonis bangkrut, hutang-hutangnya jauh melebihi aset yang ia miliki, bahkan beliau pernah bilang saat itu, ia lebih miskin dari seorang pengemis, dari kegaglan itu ia mencoba terus bangkit dan ciptakan terobosan bahkan berkeliling menemui bankir dunia untuk meyakinkan bahwa ia masih punya potensi dan kekuatan tindakannya tidak sia-sia, akhirnya ia pun bangkit dan berhasil mengukir tahta bisnisnya.
Cara mengusir kejenuhan kerja
Do
Cobalah untuk bertanya, "Pikiran dan situasi positif yang apakah yang masih bisa saya lakukan"
Get
"Hal terbaik apakah yang masih bisa saya dapatkan dari situasi sekarang"
Be
"Hal terbaik apakah yang masih bisa saya ciptakan dari situasi sekarang"
Kembangkan kecerdasan humor Anda
Humor ditempat kerja, jangan hanya dipandang sesuatu yang destruktif bagi pencapaian produktifitas, humor yang terukur justru semakin meningkatkan produktifitas kerja, mencairkan suasana bahkan bisa menyelamatkan diri kita dari situasi ketegangan, bisa dibayangkan bila kita hidup dalam suasana yang tak pernah terlontar rasa humor, pasti bisa menimbulkan suasana angker, kaku, tidak komunikatif, suasana beku seperti ini tentu menyiksa orang-orang didalamnya.
Seorang manajer atau direktur yang bertampang dingin, hobinya memarahi atau mencurigai bawahan, mudah tersinggung,dan pekerjaanya hanya menuntut hasil, pastilah pemimpin semacam ini tidak akan nyaman bagi anak buahnya.
Humor adalah salah satu ketrampilan hidup (live skills) yang penting, kebahagiaan bisa diraih, jika seseorang mampu merefleksikan jejak langkahnya dan menertawakan dirinya sendiri
" Humor itu sehat"
"LA VITA E BELLA "( RASAKAN BETAPA INDAH HIDUP INI)
Filosofi bambu :
- Bambu mengajarkan pada kita untuk setia dan merawat
- Bambu mengajarkan kita soal karakter dan cara hidupnya
- Bambu mengajarkan kegigihan dan keinginan untuk hidup dalam situasi sesulit apapun
- Bambu mengajarkan kita soal fleksibilitas
4 Tipe manusia menghadapi tekanan hidup
Jhon Gray: " Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh"
Tekanan-tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.
1. Tipe kayu rapuh
Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang, Orang semacam ini kesehariannya kelihatan bagus, namun rapuh sekali didalam hatinya, gampang mengeluh pada saat kesulitan terjadi, merasa tak berdaya, menangis minta dikasihani atau minta bantuan, orang semacam ini perlu berlatih pikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.
2. Tipe lempeng besi
Orang bertipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya, namun layaknya seperti besi, semakin besar dan komplek tekanan yang didapatkan ia mulai bengkok dan tidak stabil, ia bisa menghadapi tekanan tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut, tambahan tekanan sedikit saja membuat ia akhirnya berputus asa, untungnya orang tipe ini masih mau mencoba sebelum pada akhirnya menyerah, namun jika ia mau berusaha berubah orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
3. Tipe kapas
Cukup lentur dalam menerima tekanan, mampu bersikap fleksibel, bisa mengikuti tekanan dan saat berlalu ia bisa dengan cepat kembali ke keadaan semula, bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
4. Tipe manusia bola pingpong
Inilah tipe ideal dan terhebat, setiap mendapat tekanan justru akan membuat ia bekerja lebih giat, lebih termotivasi dan lebih kreatif layaknya bola pingpong saat ditekan justru memantul ke atas dengan lebih dahsyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar