( Penampakan awal sebelum renovasi ) |
( Penampakan setelah direnovasi ) |
( Atas untuk bobo, bawah tambah gudang ) |
November 2011, fase semedi gue mulai dihinggapi wangsit, dimana wangsit itu dengan jelas menuntun gue tuk membulatkan tekad,supaya keluar dan melepaskan baju karyawan dan enggan dihinggapi lagi keraguan, 10 November 2011 diatas secarik kertas tanpa ragu kutuliskan surat pengunduran diri, gue tahu konsekuensi pengunduran diri atas kemauan sendiri sudah dipastikan nantinya kagak bakalan dapat pesangon, ach..h soal uang ga usah dibikin runyam, uang bisa dicari, tapi kesempatan kadang enggan tuk datang dua kali ( kesempatan kadang datang secara tersamar hanya diri kita yg mampu mengendus, menyibak dan melewatinya), yach memang sebelum kuputuskan untuk mengundurkan diri gue sering curhat sama kakak yang kebetulan sudah berwiraswasta di purwokerto sana ini salah satu curhatan gue waktu itu, " Mba yudi dah bosen banget kerja dipabrik, dah hampir 17 tahun jadi pegawai rasa bosan sudah merangsek sampai ubun-ubun, seenak-enaknya jadi pegawai tetap aja kemerdekaan kita untuk berbuat terkekang oleh aturan dan kehendak atasan" Mba dan masku diujung telpon menimpali, " makanya mulailah berpikir berwiraswasta, Insya Alloh mba dan masmu disini ada dibelakang dan siap membantu, kalau sudah pulang dan asal ada niat dan tindakan untuk berusaha pasti nanti ada jalan, yach barangkali bisa semacam cabang usaha bisnis Mba dan mas disini, sudah ga usah berkecil hati untuk berhenti bekerja, keluarlah dengan kepala tegak dan sikap ksatria, nggak perlu takut nanti dikampung ngapain setidaknya buat sekedar makanmah pasti bisa" Tanggal 1 November dengan langkah tegap gue masuki ruang Kepala Departemen, permisi pak (dengan sikap santun lumrahnya bawahan terhadap atasannya)" anu pak saya minta waktu untuk ngomong sesuatu " oh ya tri ada apa yach" satu kalimat dengan lancar meluncur dari mulut gue " saya mau berhenti bekerja pak, saya mau wiraswasta saja!!! ", oh gitu tri mau usaha apa, " mau usaha dikampung pak Insya Alloh bertahap mau buka toko material berbarengan dengan toko sembako, saya dah lama diajak buka semacam cabang dari usaha kakak ", prinsipnya atasan gue mengapresiasi keputusan berani gue, sekaligus menyayangkan kalo gue mesti berpisah dari team logistic setelah sekian lama setia berkecimpung di gudang umum, gudang penerimaaan dan proyek, bahkan beliau sempat bilang lebih baik kehilangan personil lain daripada kehilangan kamu, ya sudah dalam sebulan ini kamu pikirkan lagi keputusanmu itu, kalau nanti batal keluar saya juga senang, ga usah malu sama yang lain kalau kamu berubah pikiran dan memutuskan untuk tetap bertahan disini, dalam kesempatan ini gue ucapin terima kasih sama Kepala Departemen gue, yang dalam kesempatan terakhir telah memberikan 3 buah buku yang kaya akan inspirasi :1.18 WISDOM & SUCCES, "Hidup adalah tanggung jawab! daripada berani mati secara pengecut, jauh lebih baik berani hidup secara ksatria, maka hidup kita akan bernilai" (karya.Andrie Wongso),2.MIMPI SEJUTA DOLAR,"Sebuah kisah perjuangan yang sangat menggugah dari mahasiswi Indonesia yang belajar di Singapura,berkantong pas-pasan untuk sekedar makan saja kepayahan,sampai akhirnya bisa meraih penghasilan minimal 1 juta dolar di usia 26 tahun!, 3.16 WISDOM & SUCCES Classical Motivation Series " Menggantungkan hidup dari belas kasihan dan bantuan orang lain adalah sikap hidup yang salah dan fatal" (Karya Andrie Wongso).
Menjelang hari-hari terakhir keputusan gue keluar, muncul satu godaan, yakni adanya ajakan untuk bekerja diperusahaan lain, ngga tahu angin dari mana tiba-tiba gue say halo lewat telpon tanya tentang kabar salah satu teman gue, iseng-iseng gue bilang " aduh gue dah bosan banget broe di pabrik ini, e..eh nggak lama malah dia sms mau nggak loe bergabung ditempat gue. kebetulan ada satu jabatan yang kosong dan itu sangat potensial buat karir loe kedepan, bisa jadi orang nomor dua di departemen produksi, kalau loe mau besok jam istirahat gue telpon loe lagi dech, sms itu gue baca berulang sampai akhirnya gue putuskan menerima pinangannya (kayak mau nikahan aja) proses seleksi penerimaan karyawan berjalan sesuai pakem, ada wawancara sama calon atasan (KaDept produksi), psikotest (busyet soal-soalnya rumit nian testnya sampai >3 jam), wawancara dengan staf HRD terakhir wawancara dengan Kadiv HRD tentang diterimannya gue jadi karyawan disana sekaligus tawar menawar gaji, waktu itu disepakati gaji lumayan tinggi setidaknya sedikit lebih tinggi dari gaji lama gue, tanggal 10 Desember resmi keluar dua minggu kemudian mulai bekerja di tempat baru, nach kebetulan baru seminggu bekerja ada suasana kronis dan prinsip yang mengharuskan aku kembali berhenti bekerja, ini salah satu masa kerja paling singkat yang gue rasakan tak lebih dari seminggu!!! tanggal 3 Januari masuk kerja, Tanggal 9 Januari sudah kunyatakan untuk berhenti.
Godaan untuk kembali bekerja tak berhenti sampai disini selang 2 hari, kembali ada ajakan untuk bekerja kali ini dibidang penjualan buku-buku tingkat SD, madrasah sampai SLTA, gue diajak jadi administrasinya, merekap penjualan, merekap tingkat penjualan masing-masing sales dll, ajakan itu gue terima wah sebetulnya asyik benar suasana kerjanya, kerja didepan komputer bisa sambil nonton TV, dengerin musik sambil makan kemilan atau ngopi, si Bos juga orangnya enak hampir tiap siang atau sore pasti beli cemilan, nach seiring telah ada calon pembeli untuk rumah gue,ga nyangka baru seminggu pasang iklan jual rumah di internet, sudah langsung ada yang bersedia membeli, satu panggilan masuk ke HP gue, " Halo betul ini dengan Tri Wahyudi? yang mau jual rumah di perumahan Citraraya?", " Halo juga betul Pak saya sendiri, benar saya mau jual rumah bapak berminat? " ya saya lihat iklan bapak di internet dijual berapa? di jual .....Juta, "kalau Bapak berminat dan serius lihat langsung dulu saja rumahnya", "mau lihat gimana posisi saya ada di korea"," Hah..h oh bapak di korea yach kirain masih di sekitaran Jakarta, mengenai harga masih bisa di nego, tapi nego tipis pak" tanpa banyak tarik ulur dia pun sepakat dengan harga jual yang gue tawarkan, tak lebih dari 3 minggu pembayaranpun beres (untung tahun 2005 lalu walau dengan gaji terbatas gue putuskan MAKSAIN!! diri beli rumah, lumayan bisa buat invest dan modal sewaktu-waktu hengkang dari pabrik), tekad untuk pulang kampung pun semakin kuat sekitar lima belas hari bekerja kuputuskan lagi untuk berhenti, " Bos hari ini saya pamitan, seperti yang sudah saya bilang dari awal bahwa saya cuma sementara disini, buat ngisi waktu menjelang pulang, terima kasih dah mau nampung saya disini ini sangat membantu banget setidaknya buat ngisi kekosongan daripada kelihatan nganggur di rumah", si bos pun menimpali " dah mantap nich mau pulang kampung ya sudah saya juga terimakasih kamu dah bantu saya dan semoga sukses dikampung, sebuah amplop si bos serahkan ke gue"nich jangan dilihat dari jumlahnya" OK bos makasih saya minta maaf atas kekurangan saya sekali lagi terima kasih" kagak gue bantah, jujur ada satu ucapan dihati yang bilang " wah lumayan buat nambah-nambah ongkos pulang kampung nich ". Rabu, 1 Februari 2012, gue putuskan pulang kampung, dengan misi membuka atau menguak jalan untuk usaha gue nanti, dengan pengorbanan meninggalkan sementara anak bini di Tangerang, jadi bokapnya koreh-koreh mencari tempat usaha, bini gue di Tangerang jagain warung kesayangan keluarga, gue kagak mau gegabah bawa satu keluarga dengan putra-putri yang masih kecil tapi belum memiliki tempat tinggal atau usaha yang mau dibidik, ibarat pepatah " sambil menyelam minum susu???" bapaknya jadi tokoh pengendus, ditraining di tempat usaha kakak bagaimana caranya berdagang material, mengenal tempat-tempat kulakan, diajak sharing, mencari koneksi/calon supplier pupuk, sementara di tangerang, Ibunya tetap jagain warung yang ada, lumayanlah buat beli beras seliter dua liter. Mencari lokasi usaha, rupanya tidak semudah membalik telapak tangan, mutar-muter seantero wilayah purwokerto dari timur ke barat sampai utara ke selatan dah gue lakuin, setiap lokasi strategis, terutama di pertigaan atau di perempatan sudah ludes diambil orang, atau sudah berdiri tempat usaha, ada tempat strategis harganya ga kuat, ada yang sedikit murah tapi tanah yang mau dijual terlalu luas sama saja harganya jadi ga kejangkau, sore hari ada informasi ada tempat yang mau dijual,esok siang di buru rupannya keduluan dibeli orang, ada pula yang lahannya sudah kering, berada disekitar balai desa, dengan harga dan luas yang relatif terjangkau, e..eh giliran diburu rupanya lokasinya persis berada didepan tempat pemakaman umum, nyang apes lagi pernah ngalamin kejadian kayak lagunya Ayu Tingting (Alamat palsu ) dach jauh-jauh ngeburu tempat, bensin motor mangkin tipis e..eh setelah ketemu bukan tanah yang mau dijual tapi, sepetak kandang kambing waktu ditanyakan sama orangnya malah ane kena marah-marah ( didol-didol, kesel kesel inyong nggole ngarit nggo makani wedus, wis kanah lunga ora nana lahan sing di dol nang kene ), alah yung apes temen inyong karo kukur-kukur sirah, belum lagi hampir semua tanah atau tempat usaha yang mau dijual rupannya sudah berada di tangan para makelar, bahkan sebelum gue dapatin lokasi ini, sebelumnya gue sudah sempat mau ngejadiin pembelian tanah disebuah lokasi melalui tangan-tangan makelar, sejak awal gue curiga masa mau beli tanah, kalau mau survey lokasi, kita orang ga boleh turun dari mobil dan memasuki lahan, begitu gue tanyain emang kenapa? mereka menjawab ya biar ga jadi geger saja, ditambah gue ga boleh menawar harga jual mereka, di perparah lagi gue ga boleh ketemu langsung sama penjual pertama, dari gejala ini, jelas sudah mengindikasikan ada sesuatu yang kagak beres sampai akhirnya gue putuskan membatalkan pembelian itu tanah " Mas gue kagak simpatik dengan cara-cara kalian yang seperti itu, permainan kalian kurang rapih dan mudah ditebak" gue katakan itu pada salah satu utusan bos makelar tanah.
waktu pencarian calon usaha merambat hingga tiga minggu, rasa pesimis dan putus asa semakin menyeruak, hm.m kalo dalam tiga hari ini belum juga dapat lokasi, kayaknya gue mesti balik ke Tangerang, sewaktu pagi menjelang siang Mas iparku kasih info kalo diatas sana (daerah baturaden timur red.) ada info dari seorang makelar, katanya ada tempat bagus, posisinya di pertelon, tanpa pikir panjang gue pamitan sama kakak untuk menemui sang makelar dilanjut meluncur ke TKP, wow setelah sampai sana, seonggok bangunan tua nampak lusuh seperti enggan dan lelah berdiri, lingkungan juga masih terlihat sunyi, gue pun langsung telpon bini gue, " bu ini ada lokasi di pertigaan, sepertinya sich strategis tapi daerahnya sementara ini kelihatan sepi, mau diambil engak? seperti biasa jawaban klasik ibunya anak-anak menimpali, " yach Ibu mah pasrahin aja keputusannya sama Bapak, ya udah Bapak ambil yach ini tempat, nanti kalo waktunya tiba untuk pindahan jangan kecewa, yang penting ini tempat mesti di vermak dulu buat tempat tinggal sekaligus warung, bertahaplah yang penting bisa buat berteduh dan mulai berdagang, empet-empetan dulu ga papa yach, Ibu siap khan untuk prihatin?" Ibu dan Elsa dari awal sudah siap untuk mendukung Bapak apapun yang terjadi kita tanggung bersama...Jawaban yang membuat hati tenang meluncur dari istri gue, setelah telepon terputus, gue hampiri tuch sang makelar, Pak saya putuskan saya ambil tempat ini...Bismillah.
Singkat cerita, bangunan tua yang jelas terlihat dulu dibangun asal-asalan (rapuh dan kurang semen) rampung direnovasi ( renovasi awal ) cuma buat kamar mandi, buat tulang cor untuk memperkuat antar bagian bangunan, ganti beberapa atap yang sudah banyak yg jebol, buat sekat antara bangunan warung dan ruang buat tidur, setelah semua dirasa siap, maka sayapun kembali ke Tangerang, untuk melepas rindu pada anak-anak dan sudah barang tentu kerinduan spesial terhadap ibunya anak-anak, Maret 2012 kami sekeluarga melakukan boyongan, alkhamdulillah banyak tetangga satu RT dengan dikomandani pak RT dan perangkatnya ikut mengiringi kepergian kami, sepanjang jalan tatapan kosong penuh angan dan tanda tanya membias dari pikiranku, apakah tindakan spekulasi yang aku lakukan akan berhasil, apalagi jika aku melihat si bungsu yang baru berumur 6 bulan kala itu terlihat anteng, bisakah aku menafkahi mereka, meneruskan pembelian rutin susu buat si bungsu, untunglah sepanjang jalan dia anteng hangat dalam gendongan ibunya, aku yakin perasaan yang sama berkecamuk pula dalam hati ibunya bocah, untunglah dalam situasi ini dan Insya Alloh sampai kapan dan situasi apapun kami akan senantiasa saling menguatkan dan bergandengan tangan untuk menggapai cita-cita luhur keluarga, padahal jelas fakta, saat ini Bapak sudah tak bergaji, tak terasa mobil punya pak RT kebetulan beliau ikut mengantar dan disupiri Pak Asep tetangga persis samping rumah sekaligus teman baik satu pabrik, tiba di gerbang kota Purwokerto (Kota Satria), hmm..m selamat datang Purwokerto aku datang sebagai Ksatria bukan seorang pecundang, dalam hati aku berdo'a "Ya alloh aku datang di belahan bumimu yang lain semata untuk beribadah dan mencari rizqimu semoga tidak hanya melimpah tapi yang lebih penting ada kebaroqahan didalamnya" terimakasih aku ucapkan terhadap semua orang yang terlibat dalam proses transisi ini.
untuk modal kami menggunakan sisa uang hasil dari perantauan yang tentu jumlahnya semakin menipis karena digunakan untuk biaya akomodasi, pembelian lahan, ini dan itu.
diantar mas ipar, sayapun ditunjukan tempat untuk belanja perkakas (pernikan) material, tempat ini terkenal murah, tapi orang-orang tertentu saja yang tahu tempat ini, soalnya tokonya tidak mencolok layaknya seperti toko pada umumnya
Selain menyediakan bahan material, toko kami juga menyediakan kebutuhan sembako, alat listrik, alat tulis dan obat-obat pertanian ( prinsipnya barang yang kami sediakan mengikuti lingkungan dimana kami tinggal, kebetulan masih banyak penduduk yang bermata pencaharian dari hasil kebun ), karena kami sadar varietas barang juga di perlukan supaya pemasukan bisa saling mengisi dan sekaligus sebagai perangsang kedatangan calon pembeli.
Saat pertamakali buka, manusiawi rasa was-was masih menyelimuti, adakah pembeli yang datang, dari balik jendela kami sering memperhatikan hilir mudik orang yang melewati jalan di depan toko kami, hm..m ada yang mampir banyak pula yang sekedar lewat, sungguh dalam situasi ini dibutuhkan kesabaran yang extra
Tak terasa sudah hampir 4 tahun, usaha dagangku berjalan, berbagai kemajuan lumayan kurasakan, tahap-ahap awal dana yang ada banyak fokus untuk menunjang kelancaran operasional: penambahan jumlah dan varietas stok barang (Alkhamdulillah sudah terjalin hubungan yang erat dengan beberapa distributor besar), pembelian armada tadinya satu sekarang ada tiga 2 pickup (khusus antar barang pesanan) 1 mobil keluarga (untuk wira-wiri urusan keluarga,jalan-jalan plus untuk kulakan), pelebaran dan penambahan gudang, investasi lahan untuk tabungan (kanggo ayem2,plus menyalurkan hoby berkebun).
Untuk membuka usaha material bangunan setidaknya ada beberapa yang mesti dipersiapkan atau diperhatikan :
- 1. Niat yang kuat dan mengakar, ini merupakan modal non materi yang perannya sangat penting.
- 2. Modal uang untuk modal awal usaha, usahakan modal ini murni milik sendiri, bukan pinjaman, maaf khususnya pinjaman bank.
- 3. Pilih lokasi yang strategis, syukur tempat tersebut tidak berada dalam zona persaingan yang terlalu jenuh dan ada pemain besar disana, ga usah terlalu luas dulu yang penting cukup untuk display barang yang ditaruh didalam, dan ada area untuk penyimpanan barang-barang yang diluar, seperti pasir, bata, batu, split plus ada area parkir untuk pelanggan dan area bongkar muat, usahakan tempat usaha kita adalah milik sendiri, soalnya kalau ngontrak was-was suatu saat harus hengkang padahal sudah punya langganan, tambahan lagi sekarang beberapa disttributor ada yang mrngharuskan toko yang akan di supply barang mereka.adalah benar pemilik lahan yang sah
- 4.Jangan terburu nafsu untuk menyediakan barang dalam jumlah besar, lebih baik secukupnya tapi komplit, sambil mendeteksi respon pasar plus membuat statistik sederhana barang-barang mana yang paling sering banyak dan cepat keluar.
- 5.Promosi juga diperlukan dimulai dari yang paling sederhana, buat spanduk nama toko, pembuatan nota berkop toko dan no telp, discount / hadiah khusus buat pembeli yang belanja dalam jumlah besar , pembuatan kaos, satu hal yang tak bisa ditawar adalah, wajib bagi kita memberikan pelayanan yang paripurna terhadap pelanggan (inilah promosi yang melekat dan sesungguhnya), buat pembeli terkesan dari pandangan pertama, selanjutnya terserah anda yang penting pembeli puas dan senang.
- 6. Jalin relasi yang luas, termasuk kerjasama yang kuat dan saling menguntungkan dengan supplier kita, jangan dibiasakan pembayaran yang sampai jatuh atau bahkan lewat tempo, ingat jika toko kita abai terhadap hal ini maka kredibilitas kita dimata mereka akan runtuh, dan hal jelek ini biasanya cepat menyebar lewat komunikasi antara sales.
- 7. Kita berhak mencari harga belanja barang yang lebih murah dan berkualitas, supaya kita juga bisa menjualnya dengan harga yang kompetitif.
- 8.Disiplin dalam pencatatan keuangan dan persediaan barang, pisahkan barang modal dan keuntungan, jangan sampai terlena dengan jumlah uang yang ada, padahal ada hak oarng lain disana.
- 9. Berinvestasi itu penting, sambil jalan lakukan itu, ingat tak selamanya kita berada dalam posisi untung, jadi berjaga-jagalah, kalau bukan kita siapa lagi yang akan membantu kita
- 10. Berusahalah dengan smart, serius tapi santai tapi tetap terarah, jangan spaneng piknik itu perlu kaleee..e.
- 11.Senantiasa berdoa dalam setiap usaha yang kita lakukan, jalin Habluminalloh dan Habluminannas dengan baik, maka tidak ada kekhawatiran, dan ketakutan dalam kita melangkah.
kebetulan tadi diberita ada tulisan seorang pedagang yang jadi viral di dunia maya tulisannya begini :
" TIDAK MENERIMA BON
HIROSHIMA HANCUR KARENA BOM!!
WARUNG HANCUR KARENA BON!!!!!!
Sekian, kalo mau ditulis semua bisa seabreg-abreg, ini tangan juga dah mulai pegel, yang penting buat yang mau berwiraswasta ayo bulatkan tekad dan impementasikan dalam langkah nyata, BERJALANLAH JANGAN HANYA DIAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar