CORETAN PENA SANG PENGELANA ...... Hitam putihnya kehidupan jalan berdampingan ciptakan harmoni
Kamis, 26 Februari 2015
1. AMPLOP BUAT YANG PUNYA HAJAT KETUKAR SURAT KIR
Hal ini dialami olehku sendiri, sekitaran setengah tahun lalu, kalo nggak salah pas bulan rajab, seperti dah jadi adat didesa, bulan-bulan tertentu dikatakan bulan yang bagus buat ngadain hajatan entah itu kawinan ataupun sunatan, kala itu akupun diundang untuk menghadiri nikahan, alkhamdulillah pada hari yang sama adapula undangan nikahan didesa yang lain, plus pada hari ini juga berbarengan dengan jadwal uji KIR mobil pickupku, ditambah hari ini asyik ngurusin nglayanin pembeli yang wira-wiri ketoko,sungguh kesibukan yang menyenangkan (moga bisnis ini berkah dan langgeng)
Dengan terburu-buru, setelah tutup warung berangkatlah kami sekeluarga pergi ke tempat hajatan, sementara sebelumnya supir kami memberikan surat bukti KIR kendaraan kami, singkat cerita sampailah kami di tempat kondangan beriringan dengan tamu yang lain bersalaman dengan pasangan pengantin yang tampak diwajahnya terlihat gurat kelelahan lelah bersalaman dengan antrian tamu, setelah itu kami duduk ditempat yang disediakan, dilanjut menikmati kemilan khas orang hajatan terutama kacang kulit yang jadi faforitku (kalo dah makan yang satu ini susah tuk berhenti), setelah dirasa cukup kamipun memutuskan tuk berpamitan pulang diringi bersalaman dengan pengantin plus menyelipkan amplop ketangan mempelai pria.
Dengan langkah yang lebih enteng kamipun beranjak pergi, setelah sampai dirumah sayapun bergegas ganti celana, soalnya risih dirumah pakai celana panjang, nach itu dia begitu celana yang tadi buat kondangan aku rogoh, alamak kenapa ini amplop yang berisi duit buat kondangan masih utuh nylingsep di celana??, waduch cuilaka alamat ketukar nich barang, sambil garuk-garuk kepala, ini berarti yang tadi aku kasihkan ke mempelai pria bukan amplop, melainkan kertas putih bukti KIR yang tadi diserahkan supirku menjelang keberangkatan kondangan, waduh malunya aku apalagi mempelai prianya masih tetanggaku kebetulan profesinya adalah supir, waduh mau balik lagi ga kebayang mau ditaruh dimana mukaku. Dengan sedikit histeris kupanggillah ibu dan anakku, Bu..bu ini tadi amplopnya masih utuh dicelanaa berarti tadi yang dikasihin bukan amplop melainkan bukti KIR, dengan santai dan tersungging tertawa plus menyalahkan tindakanku ibunya bocah menyahut: yach dasar pelupa sich....begitu aja sampai ketukar, akhirnya untuk menyelesaikan masalah ini, kuutuslah putriku untuk kembali ketempat hajatan dan menyerahkan amplopnya ke mempelai pria, he..he kebetulan putriku anaknya sedikit celelean dan ngga pemalu.
Setelah sampai dirumah, kutanya putriku; gimana sa dach beres, putriku menimpali sudah tadi pas pengantiinnya ngga terlalu sibuk nglayani tamu, elsa nyusup masuk terus kasihin amplopnya sambil bilang, " mas ini dari bapak yang tadi katanya keliru, terus dianya gimana sa, " ya dianya senyum-senyum aja sambil bilang terima kasih"
tunggu cerita berikutnya masih soal amplop kondangan ...................
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar