Karya: Gede Prama.
“ Hidup adalah sebuah karya seni kita melukisnya melalui, tindakan, pikiran dan kata-kata”
Terus terang terlalu sulit menemukan kehidupan manusia yang kuat dan kokoh tanpa pernah melewati gunungan kesedihan, sebaliknya hampir semua kehidupan yang kuat dan kokoh justru dibuat kuat dan kokoh oleh tumpukan kesedihan ( Kesedihan vitaminnya jiwa ).
Jiwa manusia yang mengalami terlalu sedikit kesedihan diumur muda cenderung menjadi labil dan mudah terganggu di umur tua”
Carilah tauladan dari tokoh-tokoh besar seperti Phema Choldron setelah mengalami perceraian yang menyakitkan, justru membangkitkan dia untuk menciptakan buku-buku berkualitas, Dalailama yang tetap gigih berjuang menegakan sesuatu yang dianggapnya benar, walau harus didera siksaan fisik dan batin dari negaranya, Mahatma Ghandi, Bung Hatta, bahkan Ebiet G.Ade dalam acara 1 jam bersama dia di TV One beliau menceritakan betapa beratnya tatkala dulu dia meniti kesuksesan dimulai dari nol, bahkan dia sempat pingsan, karena menahan lapar tatkala sadar dia sudah ditolong orang di sebuah masjid, tapi dia bangkit dan tak akan kembali ke jogja sebelum menaklukan Jakarta.
Bom atom hiroshima dan nagasaki adalah peristiwa yang sangat memilukan dan tragis untuk bangsa jepang, tapi justru dari peristiwa itulah jepang bangkit menjadi negara industri yang maju.
Ternyata kesedihan bertutur tentang “wajah kesedihan yang tidak selalu jelek dan negatif asal dia bisa mengambil hikmah dari semuanya”
Hidup mirip dengan sekolah ketika badai datang ( hari yang menegangkan ), itu tandanya sedang ulangan umum, dan kita harus belajar sebelum menghadapinya, tapi begitu selesai kita naik kelas.
Terus terang terlalu sulit menemukan kehidupan manusia yang kuat dan kokoh tanpa pernah melewati gunungan kesedihan, sebaliknya hampir semua kehidupan yang kuat dan kokoh justru dibuat kuat dan kokoh oleh tumpukan kesedihan ( Kesedihan vitaminnya jiwa ).
Jiwa manusia yang mengalami terlalu sedikit kesedihan diumur muda cenderung menjadi labil dan mudah terganggu di umur tua”
Carilah tauladan dari tokoh-tokoh besar seperti Phema Choldron setelah mengalami perceraian yang menyakitkan, justru membangkitkan dia untuk menciptakan buku-buku berkualitas, Dalailama yang tetap gigih berjuang menegakan sesuatu yang dianggapnya benar, walau harus didera siksaan fisik dan batin dari negaranya, Mahatma Ghandi, Bung Hatta, bahkan Ebiet G.Ade dalam acara 1 jam bersama dia di TV One beliau menceritakan betapa beratnya tatkala dulu dia meniti kesuksesan dimulai dari nol, bahkan dia sempat pingsan, karena menahan lapar tatkala sadar dia sudah ditolong orang di sebuah masjid, tapi dia bangkit dan tak akan kembali ke jogja sebelum menaklukan Jakarta.
Bom atom hiroshima dan nagasaki adalah peristiwa yang sangat memilukan dan tragis untuk bangsa jepang, tapi justru dari peristiwa itulah jepang bangkit menjadi negara industri yang maju.
Ternyata kesedihan bertutur tentang “wajah kesedihan yang tidak selalu jelek dan negatif asal dia bisa mengambil hikmah dari semuanya”
Hidup mirip dengan sekolah ketika badai datang ( hari yang menegangkan ), itu tandanya sedang ulangan umum, dan kita harus belajar sebelum menghadapinya, tapi begitu selesai kita naik kelas.
Sementara jika orang yang mau belajar dari peristiwa yang terjadi, berarti diawali dengan tertimpa sesuatu peristiwa kemudian dia mengambil pelajaran darinya. tatkala pikiran tidak lagi dihinggapi berbagai keluhan dan kekurangan maka setiap musim adalah musim terbaik.
”Pendidikan terbaik hanya membuka sebagian pintu kebahagiaan, sikap hidup terbaik, ia membuka semua pintu kebahagiaan”
Pemaknaan kesedihan, kegagalan yang menimpa kita itulah saat krusial, jika kita memaknakannya destruktif maka ia akan menjadi kekuatan destruktif yang menghambat langkah kita.
Kebahagiaan yang berakar keluar ia keropos gampang tercabut, mudah diterbangkan angin kehidupan, jadikan pohon bambu sebagai guru kebahagiaan, ia kuat dan kokoh walau akarnya berbentuk serabut tapi mereka bersatu dan mampu menghunjam bumi, pohon bambu mengajarkan kalau mau kebahagiaan berumur panjang jangan lupa mencari sumbernya didalam, bersahabat dengan alam, rasa syukur yang mendalam, hatinya hening jauh dari sikap sombong, pohon bambu senantiasa segar disegala musim kendati ia tak berbunga, berbeda dengan kebahagiaan manusi yang hanya segar kalau kehidupannya berbuah dan berbunga( Uang, jabatan, keterkenalan dll ), pohon bambu senantiasa merunduk walau pohonnya cepat tumbuh tinggi, ditengahnya kosong tidak dipenuhi ego, nafsu keinginan, kebencian, kemarahan dll.
“baik terlihat karena ada buruk, sukses menyala karena gelapnya, naik indah karena pernah turun, kesucian bergetar karena pernah keluar dari kekotoran, bijaksanalah dalam hidup didiklah diri untuk merasa berkecukupan”
Kebijaksanaan tidak memilih positif/negatif, mirip listrik ketika kedua kutub positif dan negatif terkelola dengan baik, tentu ada cahaya yang menyala. Kita sadar bahwa dalam hidup kita bakal dihadapkan dengan adanya hitam dan putih, tapi kita melihatnya tetap putih-putih (bijaksana) dan mengambil hikmah darinya, hanya persoalan waktu ia akan dibukakan pintu keheningan ( kesempurnaan ).
Moga kita termasuk insan-insan yang pandai bersyukur dan mampu memaknai hidup dengan baik dan benar, tidak hanya berpikir apa yang harus kita dapatkan, tapi berpikir apa yang bisa kita berikan untuk orang lain, rasanya sudah cukup dengan apa yang Tuhan beri, sebuah pencapaian tidak menjadikan kita lupa diri.
DAMAILAH DENGAN CINTA
ADA MERAH, HIJAU, KUNING ATAUPUN BIRU BERBEDA TAPI SEMUANYA BERDAMPINGAN CIPTAKAN HARMONI KEHIDUPAN, YOK DENGERIN LAGU LUKISAN JIWA DARI TONY RASTAFARA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar