Sabtu, 12 November 2011

MASA MUDA MASA MERAJUT KARYA DAN TOTALITAS


 “ Jangan pernah menjadi tua tanpa pernah menjadi dewasa” (Dom Helder Camara)
Usia tua memang identik dengan orang yang sudah sarat pengalaman, sudah banyak makan asam garam katanya dan biasanya orang yang sudah banyak pengalaman mestinya ia mempunyai intuisi dan kepakaan dalam mengambil langkah dan tindakan, asam garam pengalaman sudah penuh untuk merajut prestasi, namun jangan salah sangka, sejarah banyak membuktikan banyak orang muda yang meraih prestasi dan sukses.

Masa muda memang masa yang penuh gairah, romantisme dan mimpi, masa-masa seperti ini justru bisa jadi penghalang untuk meraih kesuksesan terutama bagi yang berpikir, “ ah aku khan masih muda santai aja lach”, “tenang saya masih banyak waktu untuk belajar”, “ach percuma banyak berbuat ujung-ujungnya masih dianggap bau kencur”, singkirkan perasaan-perasaan negatif seperti itu, jangan menunggu sempurna untuk merintis sebuah tindakan dalam rangka menyongsong masa depan.
Patahkan pandangan banyak orang yang mencap yang muda pasti belum matang, prinsipnya banyaknya bilangan usia tidak serta merta semakin dewasanya seseorang, seorang muda yang sejak awal siap menyingsingkan lengan baju, siap berkarya ataupun merintis usaha, tindakan-tindakannya selalu dibumbui kreatifitas dan sarat prestasi, maka bisa jadi yang muda bisa lebih dewasa dari seorang tua yang melalui hidupnya dengan berleha-leha.
Contoh tokoh sukses yang meraih kesuksesannya di usia muda adalah Bill Gates di usia 25 tahun dia sudah memberanikan diri dan berhasil menjalin kerjasama dengan perusahaan raksasa IBM, sepuluh tahun kemudian ia berhasil menciptakan windows  versi 3.0 sebagai biang generasi windows berikutnya, tak lama kemudian ia menjadi jutawan, milyarder hingga sekarang masuk daftar orang terkaya didunia.
Tiga poin menjadi muda dan sukses
Pertama : keberanian mengambil resiko
Kita perlu lepas dari zona nyaman yang memperdayakan, justru mumpung masih muda keberanian mengambil resiko adalah salah satu kunci meraih kesuksesan.
Kedua : Fokus pada bidangnya
Ketiga : Menciptakan peluang sendiri.
Tidak menyia-nyiakan peluang, tidak bermental menunggu, belajar dari pengalaman dan banyak orang, membangun jaringan positif dengan siapa saja.
“ Berbahagialah mereka yang masih muda dan masih berjiwa muda, meski umur sudah tua tapi jiwa tidak boleh renta, jiwa muda identik dengan optimisme”
Usia muda identik sebagai  usia produktif, sebagian usia ini mempunyai status sebagai pekerja
Nah sebagai pekerja kita harus terhindar dari 7 ciri toxic employee :
Ciri pertama : Selalu berpikir negatif (negaholic) dan pesimis
Kadang ia memiliki ide yang sebenarnya baik dan progresif tapi bila ditanya pendapatnya ia akan mengeluarkan seribu satu alasan kenapa ide itu tidak mungkin dijalankan, sibuk mencari alasan bukan fokus mencari solusi, suka kasak-kusuk di belakang, intinya ia belum mencoba tapi pikiran negatifnya sudah merasuk duluan.
Ciri kedua : Jadi duri dalam daging bagi tim
Energi tim banyak terkuras atau terganjal karena kehadirannya, daripada memikirkan dan melaksanakan ide kemajuan perusahaan, tindak-tanduknya menimbulkan pola destruktif bagi tim.
Ciri ketiga : Lebih banyak menjadi biang masalah ketimbang memberi solusi.
Tak segan melempar masalah  dan meninggalkan tim dalam kondisi bingung.
Ciri keempat : Egosentris.
Dalam berbagai situasi, mereka bisa tampak melontarkan ide cemerlang yang bertujuan demi kepentingan banyak orang dan perusahaan, namun ujung-ujungnya hanyalah kepentingan dirinya sendiri yang ia pikirkan.
Ciri kelima : Emosional
Sikap temperamennya bisa menjengkelkan banyak orang, bila ditegur atau dikritik ia menjadi sangat sensitif dan defensif, kritik dinilai sebagai serangan pada dirinya.
Ciri keenam : Suka menyebarkan gossip dan berita negatif.
Gosip ia lontarkan mampu mempengaruhi semangat dan kultur buruk kinerja tim, mudah berprasangka negatif.
Ciri ketujuh : Tidak pernah bersyukur
Tidak mudah mengungkapkan rasa syukur akibatnya selalu merasa kurang dan selalu menyalahkan pihak lain, tidak mudah berintrospeksi diri.
Selain toxic employee ada pula TOXIC LEADER
7 CIRI TOXIC LEADER
Ciri pertama : Gaya manajemennya dikenal dengan totem pole management.
Gaya manajemen yang menginjak-injak, mirip patung totem ala Indian yang bertumpuk membentuk tiang panjang, yang paling menderita adalah posisi yang paling bawah, sering diabaikan, dihina dan disepelekan ia menginjak bawahannya dan menjilat atasannya.
Ciri kedua : Menciptakan atmosfir kerja yang tidak kondusif.
Hubungan antar karyawan dibuat menjadi saling mencurigai dan konflik, tingkat kepercayaan individu rendah, konflik sering diciptakan agar ada kompetisi dan saling sikut antara bawahannya, ia tak segan memancing di air keruh dan menampilkan dirinya seolah-olah pahlawan.
Ciri ketiga : Senang dengan loyalitas buta (blind loyality)
Ia senang dengan karyawan yang tidak banyak mempertanyakan kebijakannya, ia tidak senang dengan sikap kritis, tak segan memuji dan mempromosikan karyawan yang taat buta, pertanyaan dan sikap kritis karyawan dianggap sebagai bentuk perlawanan.
Ciri keempat : Gemar menggunakan emotional blackmail
Ia sangat ahli menciptakan persaan F-O-G
Fear                       : Ketakutan
Obligation              : Kewajiban
Guilty                    :  Berdosa
Karyawan bekerja lantaran takut, dibebani kewajiban dan sering merasa bersalah jika tugas tidak dikerjakan sesuai dengan keinginannya, ia mudah mengancam sebaliknya ia bisa melakukan hal baik tapi agar jasanya dikenang
Ciri kelima : Awalnya kinerja tim tampak baik tapi ujungnya tetaplah hasil yang buruk.
Toxic leader senang mengejar kuantitas dan tak peduli pada kualitas yang menurun, sayangnya kadang kondisi ini diamini oleh team manajemen, manajemen tidak begitu tahu kalau hasil selama ini telah menimbulkan banyak korban dan tekanan psikologis diantara karyawan, manajemen sering dikelabui.
Ciri keenam, : Suka menciptakan suasana penuh kabut, tidak jelas dan kurang transparan.
Jika otoritas lebih tinggi darinya menuntut pertanggungjawaban justru anak buahnya yang kerap dijadikan kambing hitam, dengan cepat ia menganulir keputusannya jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Ciri ketujuh : Menghalalkan segala cara jika kepepet
Yang terpenting baginya tujuannya bisa tercapai, bila ambisinya terhalangi, ia akan mudah melibas semua aturan dan mengabaikan etika untuk meraih apa yang ia inginkan.
Kunci sukses meraih kesuksesan adalah  kedisiplinan yang terus tertanam dan terus disirami
“penting menciptakan jeda di waktu pekerjaan Anda. Kita bukan mesin yang tidak mengenal lelah, dengan adanya jeda waktu selain secara fisik kita kembali segar, barangkali ada inspirasi positif dikala kita beristirahat sejenak.
5 Level kepemimpinan sejati
Seperti dilontarkan oleh John C.Maxwell salah seorang guru kepemimpinan dunia
Level pertama : level posisi (position)
Merupakan level kepemimpinan yang paling rendah, pada dasarnya, orang mengikuti Anda karena “kebetulan”, karena tidak punya pilihan sebab andalah yang dipercaya memegang posisi itu. Bawahan merasa perlu berinteraksi sekedar hanya untuk mendapatkan tanda tangan dan persetujuan, “ dikantor ia memiliki kami tapi hati kami tidak bersama dia”
Level kedua : Telah terjadi hubungan dan kesediaan (permission)
Disini orang mulai mengikuti Anda bukan karena “harus” tetapi karena mereka “ingin”, pengaruh Anda sebagai pemimpin mulai kelihatan, sudah terjadi kontak batin serta mulai ada chemistry antara orang yang dipimpin dengan yang memimpin.
Hanya saja jika seorang pemimpin terlalu lama ditangga ini , bisa jadi ia menjadi sangat popular di mata bawahannya dan hubungannya baik tetapi hasil serta outpunya bisa jadi kurang memuaskan.
Seperti apa yang terjadi pada Edward Liddy, mantan Chairman dan CEO AIG yang reputasinya anjlok setelah ia membagi-bagikan bonus besar kepada karyawannya, dimata karyawan ia popular dan disukai, tetapi secara bisnis langkah ini tidak strategis.
Level ketiga : Level menghasilkan (production)
Ia mulai berbicara  mengenai pandangan Anda di mata manajemen, orang mulai melihat output team yang anda hasilkan, selain terdapat kontak batin yang baik antara pemimpin dengan anak buahnya juga terdapat hasil yang bisa dibanggakan.
Level keempat : Level pengembangan orang (people development)
Disini seorang pemimpin tahu bahwa ia tidak bisa menjadi sukses sendirian atau hanya dirinya yang mampu, sementara anak buahnya bergantung adanya, ia mulai banyak meluangkan waktu melakukan coaching dan counseling ataupun mentoring untuk mendidik bawahannya agar mampu dan berkembang.
Level kelima : Level kepemimpinan yang sungguh menginspirasi (personhood)
Hebatnya kepemimpinan model ini adalah bahkan setelah pemimpin tersebut tidak ada ataupun telah lama meninggalkan dunia ini, semangat dan nilai kemimpinannya masih dapat dirasakan, dapat menginspirasi banyak orang dengan nilai-nilai serta filosofi hidup yang dimilikinya. Contoh Mahatma Gandhi.
10 penyakit kerja bagi pemula
Penyakit pertama : tidak punya visi yang jelas
Penyakit kedua : bersemangat diawal tetapi letoy diakhir.
Penyakit ketiga : senang memulai, tetapi sedikit yang menyelesaikan.
Penyakit keempat : memilih-milih pekerjaan.
Penyakit kelima : Menyepelekan pekerjaan kecil dan sederhana.
Penyakit keenam : Membuat prioritas sendiri.
Penyakit ketujuh : Pasif menunggu perintah.
Penyakit kedelapan : Tidak follow up pekerjaan hingga tuntas.
Penyakit kesembilan : Tidak melakukan Up date dan progress report
Penyakit kesepuluh : Tidak menaruh hati pada pekerjaannya.
Semoga kita terhindar dari penyakit-penyakit diatas, termasuk penyakit Toxic employee  dan toxic leader.
Diambil dari buku : Up Your Succes karya : Anthony Dio Martin

Tidak ada komentar: