Senin, 09 Juli 2018

LOLOS DARI LUBANG JARUM



Memasuki bulan puasa ramadhan 1439 hijriyah atau sekitaran bulan Juni 2018, bahkan sebenarnya dimulai dari beberapa bulan sebelumnya, keadaan ekonomi kami, bisa dibilang terpuruk, pendapatan vs pengeluaran alami defisit yangg cukup kritis, kalau tidak harus memikirkan kewajiban terhadap pembayaran nota-nota sales dan kewajiban angsuran sebetulnya tidaklah begitu membuat galau, cemas dan runyam, kewajiban pada pihak ketiga mau tak mau harus dipenuhi walau dalam prakteknya hanya bisa nyicil semampunya, khususnya terhadap penyedia barang yang telah menitipkan barangnya untuk kami jual, nota jatuh tempo terus mengejar kami, konsekwensi dihentikannya supply barang dari dua atau tiga supplier harus kami tanggung.
Ha..ha sampai-sampai  kedatangan sales saban harinya seperti didatangi hantu di siang bolong 😂, tapi segetir apapun kedatangannya tak bisa kami tampik, walau bagaimanapun mereka telah menanamkan kepercayaan kepada kami, sudah seyogyanya kami menjaga kerjasama dan kepercayaan tersebut, tak jarang ketika membuka laci  uang yang harus dibayarkan tak cukup, tapi dengan kesatria kami sampaikan keadaan sesungguhnya, penjualan sedang alami kemerosotan, jadi kami tak bisa nitip dengan jumlah pembayaran seperti yang anda harapkan, pengalaman-pengalaman tahun lalu ketika memasuki bulan puasa dan berbarengan dengan musim pendaftaran siswa baru atau kenaikan kelas biasanya penjualan juga mengalami penurunan yang signifikan, tapi tampaknya tahun ini kondisinya lebih parah.
Ha..ha sampai-sampai  kedatangan sales saban harinya seperti didatangi hantu di siang bolong 😂, tapi segetir apapun kedatangannya tak bisa kami tampik, walau bagaimanapun mereka telah menanamkan kepercayaan kepada kami, sudah seyogyanya kami menjaga kerjasama dan kepercayaan tersebut, tak jarang ketika membuka laci  uang yang harus dibayarkan tak cukup, tapi dengan kesatria kami sampaikan keadaan sesungguhnya, penjualan sedang alami kemerosotan, jadi kami tak bisa nitip dengan jumlah pembayaran seperti yang anda harapkan, pengalaman-pengalaman tahun lalu ketika memasuki bulan puasa dan berbarengan dengan musim pendaftaran siswa baru atau kenaikan kelas biasanya penjualan juga mengalami penurunan yang signifikan, tapi tampaknya tahun ini kondisinya lebih parah.
Bahkan untuk belanja barang-barang cash atau non salespun, tak bisa rutin kami lakukan, boro-boro mau kulakan, untuk ongkos jalan dan operasional mobil aja kedodoran, manusiawi kami kadang dihinggapi rasa malas atau sedikit frustasi, dikala kami wajib memenuhi kewajiban pembayaran disisi lain penjualan turun cukup drastis, keributan  kecil dan saling menyalahkan antara saya dan istri kadang jadi penghias keseharian kami, rasa frustasi dan sedikit malas menunggu warung acap hinggap pada diri kami, tak sabar menunggu pembeli, tapi kami akhirnya sadar keadaan ini tidak boleh disikapi dengan tindakan negatif, kita harus memperbaiki prasangka kita terhadap Allah, rejeki ada yang mengatur, kita mesti sadar tak selamanya terus menerus saban hari dagangan kita itu laris, pasti ada naik dan turunnya, untuk itu bijaklah dalam menyikapinya, tidak pongah ketika laris, tidak pula mengutuk ketika sedang sepi. Allohumma 'ainni 'ala zdikrika wa syukrika wa husnii ibadatika 
( Ya Allah aku memohn pertolongan agar aku selalu ingat dan bersyukur kepadaMu dan beribadah yang baik kepadaMu ), jika engkau memperbaiki hubungan dengan Allah ( memperbaiki akhiratmu ) insyaa Allah akan menjadi sebuah keniscayaan dunia pun akan mengikuti.

Kebetulan putri kami baru lulus dari SMP dengan hasil yang cukup baik, kami memang tidak menuntut anak untuk mencapai prestasi yang luarbiasa, yang kami tanamkan adalah hargailah sebuah proses, karena sebuah hasil relatif tak akan menghianati proses, jika kau sudah berusaha soal hasil akhir serahkan pada yang Maha Kuasa.

Beberapa sekolah SMK maupun SMA sudah melakukan promosi disekolahnya, dari bahasa tubuhnya kami tahu sebetulnya ia tengah mengincar sebuah SMK yang kata banyak orang merupakan SMK favorit dikota kami, tapi ditengah kondisi ekonomi yang sedang krodit, kami merasa pesimis, untuk masuk ke sekolah tersebut butuh biaya masuk yang tak sedikit, rasanya dalam kondisi seperti ini kami tak sanggup untuk memenuhinya, satu kesedihan bagi kami sebagai orangtua adalah tatkala kami tak bisa mewujudkan keinginan kuat anak kami untuk bisa bersekolah di sekolah yang ia idamkan, dengan berat hati kami sampaikan dengan pelan, " maaf nak tampaknya kamu nggak bisa daftar ke sekolah itu, biayanya terlalu besar, untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar sales aja kita sedang kelabakan, cari sekolah lain aja ya nak", kami beruntung dianugrahi putri sulung yang tidak mudah merengek tatkala keinginannya tidak serta merta bisa kami penuhi pengalaman membuktikan, sekian tahun kami merantau ia kecil sudah ditempa keprihatinan bersama kami, " Ibu bapak nggak usah risau tentang sekolah Elsa, Elsa ngga papa koq nggak sekolah disana, masih banyak sekolah lain"

Gelombang pertama penerimaan di SMK yang ia idamkan sudah ditutup 3 mingguan yang lalu dalam benak kami sebagai orangtua rasanya semakin ada rasa kecewa kalau sampai tak ada usaha untuk mendaftarkan anak kami disekolah tersebut, kamipun berdiskusi, " Bu pendaftaran kedua dibuka 3 minggu lagi, apa kita mau membiarkan anak kita hanyut dalam kekecewaan, ada baiknya kita daftarkan saja, Insya Allah jika ada niat baik dan usaha pasti ada jalannya"

Dua minggu kemudian kami pergi bersama untuk membayar biaya pendaftaran sebesar 150rb, dengan catatan bagi calon siswa yang diterima disana, dua minggu setelah dinyatakan diterima harus membayar cash uang sejumah .....juta rupiah, wow angka yang besar ditengah keterpurukan kondisi kami, udahlah coba aja lach, hitung-hitung ikut test psikotest, uji kesehatan dan wawancara, sampailah waktunya di test gelombang kedua, saat test ia diantar bapaknya, dengan antusias pagi buta dengan ceria dia dah bangun gasik, padahal biasanya bangun telat kalau belum dibangunin pagi ya masih betah ngekepin bantal, singkat cerita hasil gelombang ke-2 ia dinyatakan gagal, jurusan yang ia pilih memang dirasa terlalu exklusif penerimaannya paling sedikit, nilai yang dibutuhkan harus benar-benar bagus, tampak sekali kekecewaan menyelimuti wajah anak kami, kami sebagai ortu tak lantas memvonis salah pada anak kami, " udah nggak usah terlalu kecewa yang berlarut dengan hasil ini"
menyikapi hasil ini ibundanya berkata " sudahlah pak, nggak usah daftar kesana lagi, ditambah nggak mungkin kita bisa menyiapkan uang sejumlah itu dalam tempo singkat dan sebesar itu, udah sekolah ditempat lain aja"

Gelombang ke-3 penerimaan di sekolah tersebut dibuka satu mingguan lagi, diam-diam saya ajak putri sulung kami melakukan pendaftaran, karena saya sebagai Bapaknya koq masih optimis ia pasti bisa diterima disana, soal biaya urusan belakangan.

Tiga minggu memasuki puasa, alhamdulillah penjualan warung sedikit alami peningkatan, setidaknya tidak separah awal puasa, walau kondisi pembayaran ke sales masih diibaratkan kemacetan di jalan, merayap pelan lach, yang jelas kalau masih kondisinya sama seperti ini, mustahil bisa memenuhi biaya daftar ulang putri kami, " Pak emang Elsa didaftarin lagi ke sekolah itu", "iya bu, biarin lach terus dicoba jangan nyerah", " tapi khan nanti  begitu diterima harus bayar daftar ulang segede itu, kayaknya nggak sanggup pak!, " eh,h jangan bilang begitu, ada baiknya kembali kita rutin sholat duha, hajat, tahajud dan khusu berdoa agar salah satu hajat kita ini terkabul, tentu dengan diiring usaha khususnya perbaikan dalam pengelolaan warung, pasti Alloh melihat niat mulia kita"

Akhirnya sholat duha rutin bergantian kami tunaikan, sambil bergantian jaga warung, dalam setiap doa kami sisipkan hajat kami, khususnya agar putri kami bisa diterima di sekolah yang ia inginkan, serta Allah berkenan melimpahkan rejeki dengan lancar, halalan, thayiban serta berkah buat kami, ajaib 3 hari sebelum test alhamdulillah penjualan melesat cukup pesat, sayapun sebagai Bapaknya semakin semangat mengantarkan putri kami melakukan test gelombang ke-3, setelah hari-hari sebelumya putri kami juga belajar kembali khususnya pelajaran matematika dan bahasa inggris yang memang akan diuji dalam test nanti, hari minggu dilakukan test, besok seninnya diumumkan, di hari senin beberapa orangtua calon murid dikumpulkan di ruang meeting, dan disana putri kamipun dinyatakan lulus, begitu keluar ruang, sayapun berjingkat dan bergegas menemui putri kami, wajah gusar terlihat jelas tatkala menyambut Bapaknya, " Gimana pak hasilnya", " tenang ya nak, seperti yang sudah kita sepakati kalau tidak diterima janganlah terlalu kecewa" " terus gimana dong hasilnya bikin gemes dan gusar aja Bapakmah", " Elsa nggak diterima", " ada binaran sedikit air mata dipojok matanya, ya udah hayu langsung pulang!( anakku berpaling bergegas membalikan badan dan mengibaskan tangan dengan terlihat lesu ) " e..eeh tunggu dulu, elsa diteima koq" " bener pak", bener Elsa diterima di sekolah ini" " senyum gembira terpancar di wajahnya" benar sayang timpal Ayahnya" alhamdulillah", si bungsu Gilang juga ikut bersorak gembira", kamipun berpelukan persis kayak adegan kartun tinky winki, lala dan poo, soal biaya tuk daftar ulang Elsa nggak perlu khawatir sudah ada koq, nyok sekalian kita bayarkan biar kita nggak dianggap gugur, soalnya kalau tak dibayarkan cash sesuai waktu akan secara otomatis dianggap gugur atau dianggap tidak bersedia melanjutkan disini.

Padahal saat kami berputus asa dan seakan dirasa tak ada jalan lain, kami sempat  berniat pinjam bank bahkan sudah mengajukan pada tiga bank, entah kebetulan atau tidak, satu bank pertama, prosesnya mesti lama, nggak bakalan keburu sampai saatnya tiba untuk bayar daftar ulang, akhirnya kami abaikan, bank kedua, kami sudah datangi, dalam sehari atau besokya langsung di survey, begitu team survey datang kerumah begitu lihat skema dan simulasi pembayarannya luar biasa bunganya setelah ditotal separuh rencana pokok hutang, " diam-diam saya disenggol istri yang kasih kode supaya jangan diteruskan, kebetulan klop dengan keinginan bapaknya tuk batalkan pengajuan, saya pun bilang pada kepala team survey " sudahlah pak rasa-rasanya dalam 4 hari ini juga nggak bakalan cair, padahal uang itu untuk biaya pendaftaran anak saya, lagipula bungannya gueeede buangeeet, pihak bank menimpali " ngapain dibatalin pak, udah nanti kalau waktuya ngga keburu, kita pinjamin dech diluar system normal sebesar ......juta", " enggak pak batal aja dah, saya kekeh batal....batal...batal"
Bank ketiga juga lakukan survey, setelah semua ok, ada satu berkas persyaratan yang sebenarnya tidak tertera di brosur promosi, belum disiapkan dan harus berhubungan dengan perangkat Desa, kembali kami batalkan pengajuannya ribet lach, masih ada satu bank lagi yang kami datangi kebetulan kantornya masih baru buka di kecamatan kami, begitu masuk belum ada costumer servicenya, ditungguin lama, saya dan anak bungsu celingak-celinguk dengan khas wajah orang lagi butuh dan tampak memelas 😃, ini kantor begini amat sistem pelayanannya, ayo nak kita pulang

Bebas dari praktek riba khususnya pinjaman bank adalah salah satu tujuan kami, Inshaa Allah cepat atau lambat tujuan itu bisa kami raih bismillah

Untung, ini udah jalan dan kehendak Allah agar kami tak boleh pinjam lagi ke Bank, dan tujuan kami akan bebas Riba bisa terwujud, dengan kuasaNya pula benar-benar disaat-saat akhir uang tersebut dibutuhkan, jumlah tersebut lancar  terkumpul, dan berangsur penjualan kembali normal, jelas kami juga tak menafikan ini adalah salah satu hasil dari ikhiar kami salah satunya dengan rutin melakukan sholat dhuha dan Insya Allah buah dari hasil  kekhyusuan kami dalam berdoa, semoga usaha ini langgeng, lancar, maju dalam naungan keberkahan dari Allah, Aamiin.

Alhamdulillah 2 bulan lalu putri kami sudah dinyatakan lulus dari SMK tersebut, dengan torehan prestasi yang baik, proses seleksi di Universitas sudah dilalui lewat jalur SMPTN, tapi qodarullah masih gagal, ikut seleksi ikatan Dinas dengan proses seleksi sangat ketat dengan perjalanan bolak balik yang sudah ditempuh juga belum lolos, hh..mmm susah juga ya biar bisa tembus ke Universitas unggulan apa memang persentase penerimaan lewat jalur SMPTN sedemikian kecil dan semakin melebar ketika memasuki jalur SBMPTN supaya jalur mandiri peminatnya banyak padahal perlu biaya ++, ataukah harus ada faktor X yang bisa memperlancar masuknya calon Mahasiswa ikatan dinas, entahlah ...., bersyukur berbarengan dengan ia melakukan tahap seleksi penerimaan siswa, tiket bekerja  disebuah Perusahaan sudah ia terima ( tentu setelah lolos seleksi yang ketat ) Perusahaan  ini menurut hemat kami  cukup bonafid, yach hitung-hitung rehat selama setahun dari kuliah, ( toch situasi Covid yang sudah jalan satu setengah tahun ini, kegiatan pembelajaran kadang terasa kurang optimal, sambil mempersiapkan segala sesuatunya jika tahun depan akan ikut seleksi penerimaan kuliah, bekerja dulu sambil memperkaya pengalaman dan mengasah kemampuan, tetap semangat ya nak.

 Rupanya selama putri sulung kami bekerja di Semarang, ia juga lakukan pendaftaran seleksi beasiswa melalui perusahaan media group, dan hari ini Sabtu 22 Januari 2022 saat diumumkannya nama-nama yang lolos dan berhak menerima beasiswa S1 di masing-masing Universitas unggulan, tercatat jumlah pendaftar berjumlah 40.000, siaran langsung dtayangkan dari portal berita nasional Medcom.id, acara pembukaan dilakukan oleh  Menteri komunikasi dan informatika Bapak Jhonny G Plate, sambutan-sambutan dari stakeholder media group, sajian-sajian hiburan dll, mewarnai tayangan itu, waktu terus berjalan mendekati tibanya waktu pengumuman, dada naikin berdegup, mulut kami terus komat-kamit baca mantra ech do'a,duarrrr...r suara presenter mengagetkan angan dan ketermenungan kami, pengumumanpun dimulai, diawali dari Universitas-universitas unggulan di seputaran DKI Jakarta, merambat ke arah timur, dan sampailah di Institut Tekhnologi Telkom Purwokerto saat diumumkan 20 pemenang beasiswa sampai no 10 nama putri kami tak kunjung disebut, badan kami mulai dirambati rasa lunglai hmmm.m sepertinya apa mungkin Elsa tidak diterima? bersamaan dengan selesainya pertanyaan tersebut, pe......ettttt mati astaghfirullah mati listrik, kebetulan pemancar penyedia telekomunikasi didekat kami Telkom dan kebetulan internet rumah kami juga pakai telkom, jadilah sambungan siaran terputus, untung HP adek pakai XL yg kebetulan pemancarnya tetap on kalau mati listrik, cepat de buka hp lihat lagi chanel pengumuman beasiswa, tet,..t siaran terbuka lagi nama calon yang lolos sudah sampai angka 15, aduhh.h belum juga disebut dug...dug dada kami berdegup tambah keras, persis bunyi drum grup metalica yang lagi digeber, no 16 fulan bin fulan, no 17 Elsa ....bin ......hah Qodarullah  anak kami disebutkan, sontak kami berteriak alhamdulillah, nggak berasa airmata haru mengalir dipipi sang Ayah, sambil sujud syukur kami tak henti memuji Gusti Allah.

Semoga proses kuliah dan kehidupan anak kami senantiasa diberikan kelancaran dan keberkahan, tak lupa kita berdo'a semoga usaha dagang kita juga tetap berjalan maju, selamat dan lancar sebagai bentuk ikhtiar kami menjemput Rizki Mu ya Robb yang Maha Kaya, ditengah persaingan dagang yang luarbiasa semakin ketat aamiin

Satu yang pasti yakinlah bahwasanya tak ada sesuatu yang  mustahil bagi Allah SWT.
Hasbunallah wa nikmal wakil nikmal maula wa nikman nasiir



2 komentar:

tabah R mengatakan...

lanjuuutttt......kapan nulis lagi ? mantappppp

tri wahyudi mengatakan...

nunggu wangsit sasempete he..he..he