Rabu, 20 Oktober 2010

TUL GA SICH JADI KARYAWAN ITU GA BISA KAYA?


Jawaban dari judul pertanyaan diatas, bisa betul bisa pula tidak, tergantung dari sisi mana dan siapa yang menilainya.

Bagi orang yang berada diluar lingkaran karyawan, katakanlah seorang entrepreneur apalagi yang sudah berhasil dan menikmati hasil jerih payah usahanya, plus dia sebelumnya pernah mencicipi suasana kerja sama orang, so pasti 80% pasti menjawab: BETUL MANA ADA KARYAWAN / BURUH BISA JADI KAYA KARENA BEKERJA DI PERUSAHAAN ORANG.


Atau bagi para bos, jajaran direksi atau direktur yang mempunyai penghasilan tinggi, ndak bisa disalahkan begitu saja, kalao mereka bilang; buruh itu dimana-mana pasti hidupnya susah ( terbatas ) susah untuk bisa makmur, jadi istilahnya terima nasib aja lach"

Tapi tidak bagi seorang Safir Senduk, beliau adalah seorang praktisi dan perencana keuangan, dengan tegas dan lugas disertai ramuan solusinya beliau mengatakan dalam bukunya; "SIAPA BILANG JADI KARYAWAN NGGAK BISA KAYA"

Buat teman-teman terutama sesama karyawan seperti saya, saya berharap Anda mempunyai jawaban yang sama dengan saya dan Safir Senduk, mari kita tangkis anggapan atau bahkan cemoohan orang yang memandang sebelah mata terhadap masa depan seseorang yang bekerja menjadi karyawan, jangan kita tenggelam dan membenarkan anggapan mereka begitu saja, apalagi sampai bilang begini, " penghasilan kita mah segini-gini doang, tiap tahun cuma penyesuaian, mustahil gue bisa kaya", jadikan ini sebagai tantangan untuk terus merubah kondisi kita, bukan hanya pasrah dan mengamini anggapan itu, kita juga mesti realisitis sesulit apapun kondisi kita misal upah kita kurang cukup untuk, mencukupi seluruh kebutuhan hidup terutama kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan ataupun pendidikan anak, kita juga tidak bisa menuntut perusahaan untuk tahu dan membantu kondisi kita, jadi pandai-pandailah pula kita untuk berintrospeksi diri, apa yang harus kita lakukan untuk merubah kondisi ini?, adakah sesuatu yang salah pada diri kita dalam menyikapi kondisi ini?, perubahan apa yang perlu dilakukan? bagaimana pengelolaan keuangan kita selama ini, jangan-jangan kita terlalu meremehkan peribahasa besar pasak daripada tiang?.

Dalam bukunya Safir Senduk memberikan 5 kiat agar seorang karyawan bisa jadi kaya :

  1. Beli dan miliki sebanyak mungkin harta produktif.
  2. Atur pengeluaran Anda.
  3. Hati-hati dengan utang.
  4. Sisihkan untuk masa depan.
  5. Miliki proteksi
Disadari atau tidak faktanya, pekerjaan sebagai karyawan tetap menjadi magnit yang menarik bagi sebagian orang, tentu demi mendapatkan penghasilan rutin dan tetap, bahkan bagi orang-orang jebolan perguruan tinggi anggapan ini masih banyak yang dianut, walaupun sebagian dari mereka sebenarnya memiliki modal untuk membuka sebuah usaha tapi mungkin, dirasa terlalu rumit, takut untuk memulai karena kadang faktor resiko ataupun kegagalan inilah yang menjelma menjadi hantu penghambat sehingga bisa membuat seseorang menjadi kalah sebelum bertanding.

Apapun alasannya pilihan untuk menjadi karyawan ataupun usahawan keduanya adalah pilihan yang harus dihormati, kalau kita sadar ini adalah pilihan hidup tentu kita akan enggan menodainya bukan?

bedanya adalah, seorang pengusaha punya hak untuk memecat karyawannya, sementara si karyawan tidak punya hak yang sama untuk itu.

Lebih jauh Safir senduk mengatakan :

Penghasilan tinggi tidak menjamin serta merta Anda bisa "kaya", saya sering melihat ada banyak orang yang berpenghasilan tinggi, bahkan sangat tinggi, entah di kantor atau di bisnisnya, tapi karena dia tidak pandai mengelolanya ( entah sebab boros atau faktor lainnya ) dia tidak juga kaya, sebaliknya saya sering melihat ada banyak orang yang katakanlah penghasilanya terbatas, tapi karena dia pintar mengelola dia bisa hidup kaya dan makmur.

Disisi lain, penulis pernah mendapati seorang karyawan yang sudah bekerja bertahun-tahun, masih tinggal di rumah petak padahal perusahaan tempatnya bekerja tidak jelek-jelek amat, berhimpitan bersama keluarganya, coba ini sebenarnya salah siapa?

lebih jauh Bang Safir Senduk memberikan pejelasan tentang perbedaan antara " penghasilan tinggi" dengan "Kaya"

Penghasilan tinggi adalah bahwa Anda mendapatkan uang masuk (cash flow) yang besar tiap bulan, sedangkan " kaya" adalah seberapa banyak Anda bisa menyisihkan, menyimpan dan menumpuk aset dari penghasilan ( entah banyak maupun sedikit )

Kesimpulannya ?

Karyawan memang memiliki keterbatasan dalam hal penghasilan, namun untuk menjadi kaya, Anda tidak perlu harus menunggu sampai punya penghasilan besar, Anda tetap bisa kaya berapapun penghasilan Anda, karena kemampuan Anda mengumpulkan kekayaan tidak dilihat dari seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa pandai bisa mengelola penghasilan itu.

“Defisit bisa menyebabkan berbagai masalah, termasuk pertengkaran antara suami
istri. Oleh karena itu, cobalah untuk tidak mengalami defisit karena defisit adalah
sumber dari segala sumber masalah.”

Jadi jangan pernah minder apalagi sampai iri terhadap teman Anda yang mempunyai penghasilan lebih besar, fokuslah pada pencapaian dan tujuan akhir kita, sibuklah pada kekurangan diri sehingga tidak sempat merecoki kelebihan orang lain.

Ada tiga pemikiran yang harus Anda miliki sebagai karyawan :

1. Berapapun gaji yang diberikan perusahaan itu tidak menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan

Anda sering dengar nggak ada banyak orang bolak-balik pindah kerjaan, hanya karena mengejar gaji yang lebih tinggi? kenyatannya setelah ia pindah dan mendapatkan gaji yang lebih besar, gajinya tetep aja habis, tanpa bisa menumpuk kekayaan, (emang sich yang paling ideal mah sudah penghasilannya tinggi, pintar pula mengelolanya).

2. Jangan selalu menjadikan kondisi Anda di rumah, entah Anda banyak tanggungan, banyak utang atau boros, selalu jadi alasan untuk Anda meminta naik gaji.

Perusahaan hanya akan menaikan gaji sesuai dengan Jobdesc, masa kerja dan prestasi Anda, bukan disesuaikan dengan kondisi Anda di rumah.

3. Menjadi kaya bergantung 100 % pada apa yang Anda lakukan terhadap keuangan Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda

---> maksimalkan penghasilan yang Anda dapatkan.

Masih menurut Bang Safir senduk, ada setidaknya 3 trik yang mungkin bisa Anda pakai untuk bisa menyisihkan penghasilan, sebelum penghasilan itu habis Anda pakai :

1. Menabunglah di muka, jangan di belakang.

baik tabungan untuk kehidupan dunia, kalo bisa tabungan untuk urusan akherat juga bisa kita sisihkan di depan, he..he pokoknya komitmen untuk menyisihkan penghasilan kita didepan, orang bilang duit itu panas, banyak godaanya daripada habis tergerus tak bersisa, mending punya prinsip, " Biar habis yang penting ada yang nyantel di tabungan "
oh yach lupa nyisihinnya jangan di kartu ATM yach, soalnya kalo tahu itu ATM masih ada saldonya, sok pasti dorongan untuk nggesek ( bukan ngesek om ) di ATM terus menggelitik seakan-akan itu mesin yang bisa muntahin uang terus menghipnotis kita biar bisa ngambil sampai uang kita nyentuh saldo minimum.
nabung tidak perlu dipaksakan banyak-banyak, tentu disesuaikan dengan isi kantong kita, upayakan jenis tabungan yang membuat kita akan sulit mengambilnya, misal nabung tanpa minta fasilitas kartu ATM, ikut tabungan berjangka seperti tabungan pendidikan, tabungan dana pensiun ( biar kata cuma 50 rb / 1bln )

2. Manfaatkan fasilitas tabungan / simpanan yang diselenggarakan perusahaan.

Misal ikut iuran wajib koperasi, ataupun simpanan sukarela di koperasi, anggap aja itu uang hilang, toch pembayarannya langsung dipotong dari gaji kita oleh perusahaan, dikit-dikit lama-lama jadi duit ech bukit broe, apalagi di beberapa perusahaan besar ataupun terbuka pihak pengusahanya sudah banyak yang memberikan keleluasaan bagi karyawannya untuk memiliki saham ambil kesempatan itu, jika perusahaan Anda ada fasilitas semacam ini.

3. Pakai celengan

Eit jangan ngledek atau anggap remeh dulu loch, walaupun cara ini dianggap konvensional alias tradisional tapi manfaatnya tetap lumayan, apalagi uang yang beredar satuannya makin besar, ada ribuan logam. 2 ribuan kertas lumayanlah coba saja Anda praktekan aturan " saya harus memasukan ke celengan ini setiap hari minimal 5 rb rupiah saja" ga berasa sebulan dah 150 rb, seperti apa yang dilakukan oleh saudara saya, dia setiap habis lebaran, pasti beli celengan baru, setiap hari dia masukan beberapa rupiah menyisihkan dari hasil usahanya, hasilnya tanpa terasa saat lebaran tahun berikutnya tatkala celengannya di buka, lumayan bisa buat bayar THR pegawainya, selain tentu untuk menanamkan, spirit rajin menabung pada anak-anaknya.

Pembahasan lebih lanjut tentang 5 kiat agar karyawan menjadi kaya :

1. Beli dan miliki sebanyak mungkin harta produktif

Mampu membedakan mana yang disebut harta konsumtif mana yang disebut harta produktif.

TV, DVD, home theatre, sofa, komputer dll, betul itu semua bagian dari harta kita, dan tentu lumrah jika kita memilikinya karena memang berguna bagi kita, tapi apakah harta tersebut memberikan penghasilan tambahan, jika tidak maka barang-barang yang disebutkan tadi masuk dalam katagori harta konsumtif, tapi bila komputer dirumah anda diberdayakan lebih misal sebagai perangkat utama untuk anda melakukan bisnis internet marketing dan bisa menghasilkan profit buat Anda maka komputer bisa dikatagorikan sebagai harta produktif.
boleh-boleh saja Anda menumpuk barang konsumtif tapi alangkah bijaksananya bila kita gemar mengoleksi dan menumpuk harta produktif, supaya bila kelak gaji resmi Anda berhenti, Anda masih punya penghasilan dari harta produktif.

Apa saja yang bisa yang digolongkan Harta Produktif atau harta yang bisa
memberikan penghasilan untuk Anda? Prinsipnya, hanya ada empat kelompok besar
Harta produktif yang bisa Anda miliki. Kita bisa lihat dibawah ini:

a. Produk Investasi
b. Bisnis
c. Harta yang Disewakan
d. Barang Ciptaan

a. Produk investasi.

Produk investasi yang bisa memberikan
penghasilan rutin biasanya berbentuk Produk Investasi Pendapatan Tetap. Produk
ini biasanya memberikan bunga dan jumlah nominal uang yang investasikan tidak
akan berkurang.
Contohnya, deposito di bank. Deposito adalah produk dimana Anda menaruh uang
di bank selama jangka waktu tertentu, kemudian pada saat jatuh tempo Anda akan
mendapatkan bunga dan tidak lupa uang yang Anda taruh di bank akan

Lain dengan tabungan biasanya bunga yang ditawarkan juga rendah, kemudian ada flexsibilitas dalam pengambilannya, sehingga dengan mudah pula Anda bolak-balik ke bank untuk mengambilnya, jika tabungan Anda berjenis seperti ini berarti tabungan tersebut masuk dalam katagori harta konsumtif.

Ada juga produk investasi yang memberikan keuntungan dari pertumbuhan, dimana penghasilan yang Anda dapatkan bukan dari bunga melainkan dari nilainya contoh :

reksadana, emas, tanah, saham, produk investasi yang sifatnya jual-beli.

Sayang banyak orang yang berpandangan salah dengan mengatakan " memiliki harta produktif itu khusus buat orang-orang yang berpenghasilan besar" , anggapan itu tak sepenuhnya benar, karena rupanya ada koq produk reksadana saat ini yang bisa dimiliki dengan modal hanya beberapa ratus ribu, emas juga bisa dicicil untuk dikumpulkan jangan nunggu punya uang banyak biar bisa beli emas yang langsung sebesar rantai.

b. Bisnis

Bisnis adalah salah satu harta produktif yang bisa Anda miliki, pilihlah terlebih dulu bisnis yang sekiranya bisa terjangkau oleh kita, toch tidak semua bisnis harus bermodalkan jumlah yang besar, jika sudah menemukan bisnis yang tepat, segeralah memulainya, bagaimana Anda akan mengeyam hasilnya jika mau melangkah saja terjerat rasa takut gagal " Anda tidak akan pernah tahu bagaimana sebuah bisnis tanpa melaluinya terlebih dulu" mulai sajalah, kalo salah ya belok, salah lagi ya belok lagi lama-lama khan tahu selahnya.

Harta yang Disewakan
Sebuah Harta Konsumtif, bila Anda menyewakannya dan bisa mendapatkan uang
dari situ, maka bisa disebut Harta Produktif. Harta apa saja yang bisa Anda
sewakan? Banyak. Sebuah rumah bisa disewakan kepada keluarga muda yang
belum mampu membeli rumah sendiri. Mobil Kijang Anda bisa disewakan kepada
tamu hotel yang ingin melakukan perjalanan dalam kota dan membutuhkan
transportasi. Motor Anda bisa disewakan secara bulanan untuk diojek. Bahkan,
Anda bisa membuat gerobak nasi goreng untuk Anda sewakan secara harian
kepada penjual nasi goreng.
Apa yang bisa Anda lakukan sekarang dengan gaji Anda adalah mencoba
menyisihkannya sedikit demi sedikit agar dapat memiliki harta yang kelak bisa
Anda sewakan. Bahkan, kalau mau, jika beberapa dari harta tersebut sudah Anda
miliki di rumah dan kebetulan tidak terlalu sering dipakai, Anda bisa
menyewakannya. Contoh paling mudah adalah motor yang bisa diojekkan atau
komputer di rumah bisa juga Anda jadikan bagian dari usaha rental komputer
Anda.

d. Barang Ciptaan

Barang Ciptaan adalah salah satu Harta Produktif yang bisa Anda buat sendiri.
Banyak orang bisa membuat sesuatu, memproduksinya secara massal (entah
dengan modal sendiri atau modal orang lain), menjualnya dan mendapatkan
royalti. Royalti adalah penghasilan yang umumnya diterima terus-menerus dari
penjualan barang atau sesuatu yang sifatnya ciptaan.




1 komentar:

Anonim mengatakan...

selamat siang pak, saya kebetulan mahasiswa fakultas hukum UGM yang sedang meneliti Perjanjian Kerja, kalau bapak berkenan saya ingin minta tolong kepada Bapak untuk contoh Draft peraturan perusahaan yang sudah disahkan oleh Depnaker. Apabila bapak berkenan bisa menghubungi di halim_liem@yahoo.fr. Sebelumnya terima kasih.